Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut soal Izin Elektronik OSS Masih Bermasalah: Suruh Steve Jobs Juga Enggak Selesai

Kompas.com - 18/03/2022, 00:16 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui, sistem Online Single Submission (OSS) hingga saat ini masih belum sempurna dan masih bermasalah.

Luhut bilang, membangun sistem OSS bukan perkara gampang. Butuh waktu yang tak sebentar. Bahkan sebagai perumpamaan, sosok selevel pendiri Apple Steve Jobs dan pemilik Microsoft Bill Gates saja, kata Luhut, mungkin akan kerepotan.

"Mengenai OSS, OSS itu saya kira pekerjaan super besar. Jadi memang masih ada masalah di sana sini, tapi success story mereka ini untuk yang skala UMKM sudah tidak ada masalah. Kalau yang besar, memang memerlukan satu kerja sama yang besar lagi," kata Luhut dalam keterangannya, Jumat (18/3/2022).

"Jadi kita masih butuh perbaikan-perbaikan untuk ke depannya lagi. Istilah dari team two bilang kayak begini ke saya, suruh bangunin lagi Steve Jobs dari kuburannya sama Bill Gates untuk menyelesaikan (OSS) sehari juga enggak akan selesai, seminggu juga enggak akan selesai," lanjut Luhut.

Baca juga: Kejengkelan Mendag Gegara Mafia Minyak Goreng: Rusak Deh Semuanya...

Luhut mengungkapkan, pemerintah memang sedang berupaya memperbaiki berbagai masalah yang dikeluhkan para pengusaha, terutama dengan skala usaha besar, di dalam sistem OSS milik Kementerian Investasi tersebut.

Menurutnya, alasan membutuhkan waktu yang tidak sebentar adalah karena, sistem OSS di Indonesia membutuhkan data-data digital dari penjuru wilayah Tanah Air.

Jumlahnya pun tidak sedikit, yakni sekitar 2.000 digital map dari kabupaten kota. Sedangkan saat ini pemerintah baru memiliki 56 digital map.

"Karena apa, kita membutuhkan 2.000 digital map dari kabupaten/kota, nah kita baru punya 56. Itu harus kita genjot. Kalau itu selesai, secara bertahap semua dilakukan, kita akan jauh lebih hebat lagi ke depan. Saya kira dalam dua tahun atau satu setengah tahun kita akan bisa menyempurnakan itu semua," ucapnya.

Baca juga: Ini Penyebab Harga Minyak Goreng di Malaysia Cuma Rp 8.500 Per Kg

Ia memperkirakan dalam satu hingga dua tahun ke depan, sistem OSS akan bisa berjalan lebih baik lagi. Oleh karena itu, Ia meminta semua pihak untuk bersabar.

Dia juga akan memastikan, pihaknya akan terus berupaya mencari solusi terbaik untuk penyempurnaan OSS.

“Jangan saling menyalahkan, OSS ini merupakan wujud nyata amanat UU Cipta Kerja yang diterbitkan guna memberikan kemudahan perizinan usaha," ujar Luhut.

"Memang ini pekerjaan yang besar, karena kita menyatukan semua. Kita beruntung kemarin UU Cipta Kerja itu ada sehingga banyak masalah yang bisa terselesaikan,” imbuh Luhut.

Baca juga: Gagal Lobi SoftBank Danai Proyek IKN, Luhut: Enggak Ada Urusan

Jadi, lanjut Luhut, apabila masih terdapat keluhan dari Kementerian Investasi yang menangani OSS tidak masalah. Terpenting menurut Luhut, mengatasi permasalahan dengan mencari solusinya.

"Jadi kalau ada keluhan dari teman-teman di OSS itu, tidak ada yang salah. Jadi kita harus berkorban sedikit untuk masukkan ini. Sekarang kita lagi cari solusinya bagaimana dan kita tidak perlu mengatakan bahwa ini yang salah, itu yang salah, tidak," ucapnya.

Pada 9 Agustus 2021, Presiden Joko Widodo telah meresmikan sistem OSS online berbasis risiko untuk kepentingan permohonan izin usaha.

Dengan sistem OSS ini, nantinya para pengusaha mikro, kecil, menengah maupun pengusaha besar dapat mengajukan permohonan izin usaha secara online.

Baca juga: Sebut Ada Mafia Minyak Goreng, Mendag: Mohon Maaf Kami Tidak Dapat Mengontrol

(Penulis: Ade Miranti Karunia | Editor: Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com