Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen negatif terhadap aset berisiko terlihat pagi ini, dimana sebagian indeks saham Asia bergerak negatif. Indeks saham Futures AS juga bergerak turun.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa melemah hari ini terhadap dollar AS. Pasar mungkin masih mencerna dampak kenaikan suku bunga acuan AS meskipun sesuai dengan ekspektasi," kata Ariston kepada Kompas.com.
Di sisi lain, Bank Indonesia mengatakan pertumbuhan ekonomi masih kuat, dan inflasi masih terjaga. Jadi kondisi ekonomi dalam negeri sebenarnya mendukung penguatan rupiah. Surplus neraca perdagangan RI juga membantu menahan dampak negatif kenaikan suku bunga acuan AS terhadap rupiah.
Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.330 per dollar AS sampai dengan Rp 14.260 per dollar AS.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.