Hal tersebut juga diperkuat dengan jumlah kalangan menengah di Indonesia cukup banyak. Mereka pun lebih fleksibel dalam memilih akses layanan yang nyaman digunakan.
Dengan harganya yang ramah di kantong, HealthTech banyak digunakan oleh kalangan menengah untuk sekadar melakukan kontrol kesehatan.
Selain itu, karena adanya pandemi, pola pikir masyarakat kini mulai berubah dari ‘mengobati’ ke ‘menjaga’. Misalnya, kita mungkin dulu jarang minum vitamin, tapi pandemi mengharuskan kita untuk terus menjaga kesehatan.
Dengan HealthTech, kita dapat melakukan cek kesehatan secara berkala harus menemui dokter secara tatap muka.
Meskipun memiliki potensi dan kecocokan yang tinggi dengan Indonesia. Faktanya, masih ada beberapa kendala bahkan tantangan yang harus dihadapi. Tantangan pertama adalah perihal regulasi yang masih abu-abu.
Oleh karena itu, agar para perusahaan startup dapat semakin berinovasi diperlukan kerja sama dengan lembaga pemerintah. Hal ini diperlukan agar pengakselerasian menjadi lancar dan terdapat regulasi yang jelas.
Kita dapat melihat bagaimana industri tekfin mendapat dukungan penuh oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Keduanya berkolaborasi dalam menciptakan sistem yang semakin aman dan dapat dipercaya masyarakat.
Baca juga: Sering Dilupakan, Begini Manfaat Bersepeda
Selain itu, kurangnya digitalisasi dalam sektor kesehatan juga dapat menghambat HealthTech. Terkadang, dalam melakukan registrasi kita masih menggunakan cara konvensional yang cukup membuang waktu.
Digitalisasi, baik di institusi kesehatan milik pemerintah, seperti puskesmas, sangat penting dilakukan agar kesehatan setiap orang lebih mudah di-tracing.
Melalui siniar OBSESIF musim ketiga bertajuk “HealthTech in Indonesia, Potential Scalability and Problems”, Andreas Dymasis, selaku Senior Investment Skystar Capital, membagikan pemikirannya terkait industri HealthTech yang saat ini sedang melonjak tajam statistiknya karena pandemi.
Dengarkan siniarnya di Spotify atau melalui tautan berikut https://bit.ly/S3E9Obsesif_A. Ikuti juga agar kamu tidak ketinggalan episode terbaru yang tayang setiap hari Sabtu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.