Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta IPO GoTo yang Paling Banyak Diperbincangkan, Apa Saja?

Kompas.com - 22/03/2022, 16:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana Initial Public Offering (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) ramai diperbincangkan, setelah perusahaan merilis prospektus penawaran umum. Bahkan, sejumlah pengamat pasar modal juga turut mengomentari rencana IPO GoTo tersebut.

Lalu, seberapa menarikkah IPO GoTo untuk dikoleksi?

Baca juga: Cermati Kinerja GoTo Jelang IPO: Catatkan Rugi Bersih sejak Didirikan hingga Akui Bakal Sulit Cetak Laba

Rencana IPO GoTo mendorong daya jelajah investor menerobos lebih dalam dan menguliti isi prospektus, tidak hanya berhenti dari sisi valuasi IPO dan neraca laba rugi saja.

Namun juga data arus kas (cashflow), catatan utang piutang, daftar nama pemegang saham eksisting, hingga perubahan akta perusahaan.

Baca juga: Seperti GoTo dan Bukalapak, Amazon dan Tesla Dulu Juga di Posisi Rugi Saat IPO di Wall Street

Nah, sebelum mulai membeli saham GoTo, ada beberapa fakta–fakta menarik yang ramai diperbincangkan, hal ini juga bisa menjadi pertimbangan Anda sebelum membeli saham GoTo, antara lain:

1. Ikut fixed allotment, atau general pooling? Pilih Satu!

Ketika Anda hendak memesan atau membeli saham GoTo, pembahasan terkait jalur mana yang sekiranya paling sesuai adalah hal yang utama. Apakah ikut pemesanan via alokasi pasti (fixed allotment) atau pesan saham lewat penjatahan umum/terpusat (general pooling)?

GoTo memberikan jalur khusus bagi para pelanggan loyalnya, yakni pedagang (merchant) dan pengguna aplikasi (konsumen). Untuk konsumen, jumlah alokasi tergantung pada tingkat loyalitas yang tercermin dari poin yang dikumpulkan dan status loyalty program.

Baca juga: Masa Penawaran Awal Diperpanjang, Simak Cara Beli Saham GoTo

Semakin tinggi statusnya, maka akan semakin besar peluang mendapatkan alokasi sahamnya. Di Gojek, pelanggan dengan status Anak Sultan mendapatkan jatah terbesar, sedangkan di Tokopedia alokasi terbanyak diberikan kepada para pemilik status Diamond.

Lalu, bagaimana dengan peringkat di bawahnya, seperti Anak Juragan di Gojek atau Platinum di Tokopedia? Mereka juga dapat alokasi, namun dengan proporsi lebih kecil. Sebagian dari kelompok ini menganggap “alokasi pasti” terlampau kecil jumlahnya.

Sehingga, mencoba mengikuti general pooling agar dapat memesan saham dalam jumlah lebih besar. Jadi, memesan saham IPO bisa dilakukan dengan dua metode, yakni melalui jalur khusus dengan alokasi pasti dan jalur umum tanpa kepastian alokasi.

Baca juga: Sudah Pesan Saham IPO GoTo, Apakah Otomatis Dapat? Simak Hal Ini

2. GoTo Perpanjang Masa Bookbuilding

Awalnya, masa bookbuilding atau hari terakhir bagi calon investor untuk mengajukan pesanan GoTo berakhir pada Senin (21/3/2022). Tetapi, pihak GoTo memberikan pernyataan baru untuk memperpanjang masa bookbuilding hingga Kamis (24/3/2022).

Dengan demikian, maka masih ada kesempatan untuk membeli saham IPO perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia ini. Tetapi investor harus ingat, perpanjangan masa bookbuilding diprioritaskan bagi calon investor yang memesan saham melalui Program Gotong Royong.

Kebijakan perpanjangan masa bookbuilding ini, karena tingginya antusias pelanggan loyal GoTo yang membeli saham melalui fixed allotment (alokasi pasti) dari kelompok konsumen dan pedagang (merchant).

Baca juga: GoTo Minta Ratusan Ribu Driver Memilih, Mau Terima Saham atau Uang Tunai

Corporate Secretary GoTo Koesoemohadiani menyebutkan, banyak calon investor Program Saham Gotong Royong yang baru merasakan pengalaman memesan saham IPO, lewat jalur khusus pula. Bahkan, banyak juga yang belum memiliki rekening dana investasi (RDN).

Maka dari itu, ada beberapa proses yang mesti dilalui dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menuntaskan pemesanan, dan pihaknya berinisiatif memperpanjang masa penawaran awal.

Baca juga: Bandingkan dengan Bukalapak, Bagaimana Prospek Saham GoTo Pasca IPO?

“Dalam empat hari pertama periode bookbuilding, kami melihat antusiasme tinggi dari para konsumen dan pedagang yang mendapatkan alokasi pasti melalui Program Saham Gotong Royong,” ujar Diani dalam siaran pers.

Diani mengatakan, minat tinggi para calon investor dalam enam hari pertama periode penawaran awal, khususnya yang mengambil bagian melalui Program Saham Gotong Royong, terlihat dari laman undangan berinvestasi yang telah dibaca hingga 11 juta kali di aplikasi Gojek, Tokopedia, dan GoBiz.

Baca juga: Mau IPO, GoTo Masih Catatkan Kerugian Sebesar Rp 11,58 Triliun di 2021

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com