Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Preferensi dalam Memilih Produk SNI

Kompas.com - 22/03/2022, 16:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Reza Lukiawan

APA yang mendorong keinginan konsumen dalam memilih suatu barang yang akan dibeli? Jika pertanyaan ini diajukan, maka akan muncul berbagai alasan.

Faktor harga akan selalu menjadi alasan umum. Dengan harga lebih murah akan membuat konsumen cenderung membeli satu barang dibandingkan barang lain yang sejenis.

Apalagi bagi konsumen yang tidak terlalu fanatik pada suatu merk tertentu, juga bagi kebanyakan konsumen yang tidak mementingkan mutu suatu barang.

Maka faktor harga akan lebih dominan dalam membeli barang. Sebab harga dipengaruhi juga pada kemampuan daya beli atau purchasing power yang dimilikinya, khususnya tentu bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Namun, harga bukan menjadi satu-satunya faktor. Faktor lain seperti merk dan kualitas mutu yang baik dari suatu barang bisa pula membuat konsumen lebih percaya dan menjadikan preferensi untuk membeli.

Bahkan beberapa merk barang lebih awam disebut sebagai substitusi dari jenis barangnya.

Seperti, Aqua yang sering disebut untuk membeli air mineral. Merk Indomie yang seringkali terucap ketika membeli mi instan.

Ada beberapa merk lain sepeti Softex, Pampers yang sudah terbiasa teringat di benak konsumen.

Kepercayaan konsumen pada produk dengan brand image yang kuat rupanya juga bisa menjadi alasan preferensi dalam membeli barang.

Sebetulnya sah-sah saja jika harga dan merk menjadi faktor preferensi konsumen. Namun faktor yang lebih penting dalam membeli barang bukankah terletak pada mutu dan kualitas dari barang itu?

Lantas apa yang dapat digunakan sebagai tolok ukur bagi konsumen untuk menilai mutu dari suatu barang yang dibelinya?

Bagaimana pula upaya yang bisa dilakukan oleh konsumen ketika tidak puas terhadap mutu barang?

Berdaya

Berkaitan dengan pertanyaan tersebut dan berkaca pada hak konsumen yang dijamin dalam UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan bahwa hak konsumen antara lain hak mendapatkan kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya, juga tentang hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi serta jaminan barang dan/atau jasa.

Informasi produk dalam hal ini dapat berupa spesifikasi, komposisi termasuk juga mutu.

Indikator bahwa barang berkualitas tak lain adalah standar yang diterapkan dalam menghasilkan produk tersebut. Dan SNI ialah satu-satunya standar yang berlaku di Indonesia.

Namun problema yang terjadi, yaitu awareness konsumen pada barang ber-SNI belum cukup tinggi.

Dimungkinkan, karena literasi dan edukasi kepada masyarakat sejatinya belum terlalu gencar. Hal ini berpengaruh pada keengganan produsen untuk menerapkan SNI karena tidak diminta oleh pasar.

Padahal jika SNI dipersyaratkan, masalah ketidakpuasan terhadap mutu barang nyaris tidak ada.

Bila dilihat dari Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) Indonesia saat ini masih berada di level kategori mampu dengan angka 49,07 (hasil survei IKK 2020).

Angka ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya di mana sebesar 41,70 tahun 2019 dan 40,41 tahun 2018.

Namun secara level kategori masih tetap sama berada pada kategori mampu, yaitu di antara rentang angka 40,1 - 60,0.

Dari data ini menunjukkan bahwa secara umum konsumen Indonesia belumlah kritis apalagi berdaya.

Sebagai perbandingan konsumen Korea Selatan dan Eropa sudah berada di level kritis (rentang 60,1 - 80,0).

Sementara jika sudah dinilai berdaya angka IKK-nya berada pada rentang 80,1 - 100.

Konsumen cerdas

Upaya peningkatan keberdayaan konsumen selalu menjadi bahasan penting dalam peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Amanat dalam Harkonas bagi pemerintah, yakni untuk semakin mengembangkan upaya perlindungan konsumen.

Bagi produsen menjadi pendorong dalam memastikan produk yang dihasilkan adalah dengan mutu yang terbaik serta meningkatkan daya saing produknya.

Sementara bagi konsumen menjadi pendorong dalam membangun gerakan konsumen cerdas.

Untuk mewujudkannya, peningkatan pemahaman akan pentingnya SNI bagi konsumen dan produsen harus terus digas.

Sebab salah satu tujuan SNI ialah meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat lainnya serta negara baik dari aspek keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Dengan menjadikan label SNI sebagai preferensi dalam membeli barang menunjukkan bahwa konsumen secara kritis dan menganggap mutu di atas segalanya.

Ini turut membuat konsumen semakin cerdas dengan cek SNI pada barang yang dibelinya.

Produk yang telah memenuhi syarat SNI dapat mencantumkan label SNI pada kemasannya atau pada bagian produk seperti tanda SNI yang di emboss pada helm.

Maka sebagai konsumen yang cerdas, dengan melihat dan mengecek tanda SNI pada barang yang akan dibelinya secara tidak langsung meningkatkan keberdayaan konsumen dan kesadaran akan pentingnya mutu.

Selain itu literasi juga dibutuhkan agar konsumen mengetahui lebih lengkap tentang persyaratan SNI produk.

Sebagai contoh jenis-jenis barang yang jadi contoh di awal tulisan tadi sudah ditetapkan SNI-nya oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), yaitu SNI 01-3553-2006 Air Minum Dalam Kemasan, SNI 3551-2012 Mi Instan, SNI 16-6363-2000 Pembalut Wanita.

Kini publik dapat membaca persyaratan SNI melalui akses sispk.bsn.go.id.

Diharapkan informasi SNI didapat pula dengan cara yang mudah seperti dengan scan barcode pada kemasan barang yang hendak dibeli.

Sebab preferensi bukan lain sebuah pilihan. Ketika proses berpikir konsumen dan memutuskan membeli suatu barang atas dasar kualitasnya otomatis juga akan mendorong produsen untuk meningkatkan daya saing produk.

Bila produk dalam negeri yang kita hasilkan berdaya saing tinggi memiliki makna penting pula dalam persaingan pasar dengan produk asing.

Cintailah produk Indonesia. Gunakan produk ber-SNI dan jadilah konsumen cerdas.

*Reza Lukiawan, Periset di Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com