Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sawah di Cilacap Terendam Banjir, Kementan Sarankan Petani Ikut AUTP

Kompas.com - 22/03/2022, 17:09 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ratusan hektar (ha) lahan padi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (15/3/2022). Hal ini membuat para petani terancam gagal panen.

Untuk mengantisipasi kerugian tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) menyarankan para petani di Cilacap untuk mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, AUTP merupakan program proteksi bagi petani ketika mengalami gagal panen akibat perubahan iklim maupun serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

"Pertanian itu merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan iklim dan serangan OPT," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (22/3/2022).

Baca juga: Antisipasi La Nina, Kementan Laksanakan Gerakan Pengendalian OPT dan Pengendalian DPI

Asuransi pertanian, lanjut dia, akan memberikan pertanggungan kepada petani agar mereka tidak mengalami kerugian saat gagal panen.

Dengan AUTP, sebut SYL, petani tak perlu khawatir ketika mengalami gagal panen. Sebab, petani akan tetap memiliki modal untuk memulai kembali usaha pertanian mereka lewat pertanggungan dari asuransi pertanian.

"Asuransi pertanian merupakan program perlindungan bagi petani agar tenang dalam mengembangkan usaha pertanian mereka," jelasnya.

Baca juga: Mentan SYL Ajak Masyarakat Gowa Jaga Sektor Pertanian Karena Jadi Penopang Ekonomi di Masa Pandemi

Lindungi petani dari gagal panen

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, pertanggungan yang diberikan AUTP akan melindungi petani dari kerugian ketika gagal panen.

Adapun besaran pertanggungan yang akan diterima petani sebesar Rp 6 juta per ha per musim tanam.

"Jadi petani tak merugi. Mereka juga memiliki modal untuk memulai kembali budi daya pertanian masing-masing," imbuh Ali.

Lebih lanjut, ia mengatakan, program AUTP juga dirancang untuk menjaga tingkat produktivitas pertanian.

Baca juga: Terancam Gagal Panen, Mentan Sarankan Petani di Aceh Besar Miliki AUTP

Program asuransi tersebut, kata Ali, akan menjaga petani agar tetap produktif meski mengalami gagal panen.

"Ketika terjadi gagal panen, petani tak kehilangan daya produktivitasnya. Mereka tetap dapat berproduksi sehingga kesejahteraan mereka juga terjaga," ujarnya.

Dengan kata lain, sebut Ali, program AUTP sejalan dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor.

Sementara itu, Direktur Pembiayaan Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP Kementan Indah Megahwati menjelaskan, ada beberapa syarat teknis bagi petani dalam mengikuti program AUTP.

Baca juga: Sawah Petani di Jatiluwih, Bali, Diserang OPT, Kementan Sarankan Ikut AUTP

“Pertama, petani harus terlebih dahulu tergabung dalam kelompok tani (poktan). Lalu mendaftarkan lahan yang akan mereka asuransikan," ucapnya.

Mengenai pembiayaan, Indah menyebut, petani cukup membayar premi sebesar Rp 36.000 per ha per musim tanam dari premi AUTP sebesar Rp 180.000 per ha per musim tanam.

"Sisanya sebesar Rp 144.000 disubsidi pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ada banyak manfaat dari program AUTP ini yang tentunya dengan biaya ringan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com