Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun ke Level 115 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 23/03/2022, 11:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia cenderung melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), namun tetap relatif mahal dengan berada di level 115 dollar AS per barrel.

Penurunan harga minyak dunia ini dipengaruhi penguatan dollar AS dan kemungkinan Uni Eropa tidak menerapkan embargo minyak Rusia.

Mengutip CNBC, Rabu (23/3/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 14 sen menjadi di level 115,48 dollar AS per barrel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 36 sen ke level 111,76 dollar AS per barrel.

Baca juga: IHSG Tembus Rekor Tertinggi, Sentuh Level 7.012,05

Padahal pada akhir perdagangan Senin kemarin, harga minyak dunia melonjak 7 persen usai para pemimpin Uni Eropa menyatakan tengah mempertimbangkan apakah negara-negara di kawasan itu akan memberlakukan embargo minyak Rusia. Ini sebagai sanksi terhadap Presiden Vladimir Putin atas invasi yang dilakukan ke Ukraina.

Namun, kini para menteri luar negeri Uni Eropa terpecah tentang apakah akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam melakukan embargo pada minyak Rusia. Lantaran beberapa negara, termasuk Jerman, mengatakan blok itu terlalu bergantung pada minyak Rusia untuk bisa mengambil langkah embargo.

"Cukup jelas bahwa ekonomi Jerman akan bangkit, sehingga Uni Eropa mundur dari larangan Rusia," kata John Kilduff., Founding Partner Again Capital LLC di New York.

Di sisi lain, harga minyak tertekan oleh penguatan dollar AS, yang naik sehari setelah adanya pernyataan dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang menandai pengetatan kebijakan moneter akan lebih agresif ke depannya.

Seperti diketahui, penguatan dollar AS akan membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal bagi para pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Baca juga: Sebelum Beli Dollar AS, Cek Dulu Kurs Rupiah Hari Ini

Pasar minyak dunia terus bergejolak sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Pada awal Maret, harga minyak mentah Brent bahkan sempat melonjak ke level 139 dollar AS per barrel, menjadi tertinggi sejak 2008.

Namun, setelahnya tren harga minyak dunia terus turun hingga merosot ke kisaran 95 dollar AS per barrel. Baru-baru ini harga minyak dunia kembali merangkak naik karena rencana embargo minyak Rusia yang dilontarkan Uni Eropa yang berpotensi semakin menggangu pasokan minyak global.

Selain itu, pada akhir kemarin terjadi serangan pada fasilitas minyak Saudi Aramco di Yanbu oleh kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran. Serangan tersebut menyebabkan penurunan sementara produksi minyak dari Arab Saudi.

Pihak Arab Saudi pada Senin kemarin telah memperingatkan bahwa tidak akan bertanggung jawab atas gangguan pasokan minyak global menyusul adanya serangan terhadap fasilitas minyaknya tersebut.

Harga minyak dunia juga semakin sensitif terhadap pembicaraan terkait Hong Kong yang berencana mencabut pembatasan Covid-19. Pelonggaran tersebut dapat meningkatkan permintaan minyak di pasar global yang pasokannya terus mengetat.

Baca juga: Pasar Respons Positif Pidato Jerome Powell, Bursa Saham AS Ditutup Menguat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com