JAKARTA, KOMPAS.com - Laba bersih PT Sarana Multigriya Finansial atau SMF kembali mengalami penurunan pada tahun buku 2021. Ini selaras dengan merosotnya pendapatan SMF sepanjang tahun lalu.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo melaporkan, pada tahun lalu SMF membukukan laba sebesar Rp 450 miliar. Nilai ini lebih rendah 2,1 persen dibanding tahun 2020 sebesar Rp 470 miliar.
Pendapatan SMF juga mengalami penurunan sebesar 9,56 persen dari Rp 2,34 triliun pada 2020 menjadi Rp 2,12 triliun pada 2021. Pada saat bersamaan, beban, pajak, dan CKPN SMF juga merosot 11,42 persen dari Rp 1,87 triliun menjadi Rp 1,66 triliun.
"Kinerja keuangan 2021 di mana impact Covid baru kerasa kepada SMF di pembiayaan sekunder, impact dari pembiayaan primer," ujar Ananta, dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/3/2022).
Baca juga: BUMN SMF Buka Lowongan untuk S1 dari Berbagai Jurusan, Ini Posisi dan Syaratnya
Adapun penyaluran pinjaman SMF mengalami peningkatan dari Rp 6,42 triliun pada 2020, menjadi Rp 8,82 triliun pada 2021. Meskipun demikian, realisasi penyaluran pinjaman 2021 masih lebih rendah dari realisasi sebelum Covid-19 merebak, yakni senilai Rp 12,42 triliun pada 2019.
"Penyaluran pinjaman juga dibanding 2020 naiknya sedikit," kata Ananta.
Sementara itu, pendanaan yang meliputi penerbitan surat utang dan pinjaman lainnya masih mengalami penurunan pada 2021. Tercatat realisasi pendanaan SMF sebesar Rp 7,6 triliun pada 2021, lebih rendah dari tahun 2020 sebesar Rp 8,4 triliun.
Dengan realisasi-realisasi tersebut, sampai dengan akhir tahun 2021 total aset SMF mengalami kenaikan sebesar 3,75 persen secara tahunan, yakni dari Rp 32,5 triliun pada 2020 menjadi Rp 33,72 triiun.
Baca juga: SMF Berencana Terbitkan Surat Utang Sebesar Rp 9 Triliun