Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Dorong Produk Farmasi Ber-TKDN Tinggi

Kompas.com - 23/03/2022, 15:15 WIB
Aprillia Ika

Editor

BALI, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk farmasi semakin tinggi melalui Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri. 

Menteri Perindustrian Bapak Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Nusa Dua Bali, Selasa (22/3/2022) mengungkapkan, pihaknya menargetkan nilai capaian penggunaan produk dalam negeri melalui pengadaan barang dan jasa sebesar 80 persen.

Baca juga: Nilai Impor Farmasi Turun 500,7 Juta Dollar AS, Ini Penyebabnya

“Kami harapkan komitmen yang sama dari pengguna wajib produk dalam negeri lainnya untuk menetapkan target capaian penggunaan produk dalam negeri,” kata Agus dalam keterangannya. 

Dia menambahkan, acara Business Matching jadi langkah inisiatif pemerintah yang diharapkan menciptakan efek domino ekonomi untuk UMKM, para petani, dan pedagang bahan baku herbal.

“Apabila setiap aktivitas ekonomi memberikan multiplier efek kepada UMKM, ini akan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian Nasional,” kata Agus.

Baca juga: Wamen BUMN Dorong Surveyor Indonesia Gencarkan Sertifikasi TKDN

President Director PT Dexa Medica V Hery Sutanto menambahkan, upaya Business Matching pemerintah membantu membangkitkan kemauan industri farmasi untuk memproduksi produk dalam negeri dengan TKDN yang tinggi.

Selain itu, melalui business matching ini, potensi belanja pasar domestik untuk kebutuhan produk farmasi semakin terbuka lebar.

"Belanja produk farmasi dalam negeri ber-TKDN tinggi harapannya menjadi kebangkitan kemandirian farmasi Nasional yang dampaknya tidak hanya untuk industri, tetapi kami juga bagi mitra binaan para petani yang membudidayakan bahan baku melalui
produk Obat Modern Asli Indonesia (OMAI),” ujar Hery Sutanto. 

 

Saat ini OMAI Dexa Group telah diekspor ke mancanegara seperti Filipina, Kamboja, Nigeria, dan Myanmar.

Dexa berharap, upaya pemerintah mendorong hilirisasi produk OMAI membuat industri dan peneliti berlomba untuk meneliti dan mengembangkan  serta memproduksi bahan baku alam Indonesia jadi bahan baku obat. 

Dengan demikian, industri OMAI akan semakin maju dan terwujud kemandirian farmasi nasional. 

"Jika biodiversitas alam Indonesia yang kaya ini bisa dimanfaatkan untuk bahan baku obat maka kekhawatiran kita akan rantai pasok bahan baku, tingginya impor bahan baku obat, tidak akan terjadi lagi,” pungkas Director of Research and Business Development PT Dexa Medica Dr. Raymond Tjandrawinata. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com