Ide unik serta terobosan baru yang segar memang bisa menjadi tiket keberhasilan strategi co-branding.
Namun, perlu diingat, konsumen merupakan poros utama dalam proses formulasi strategi hingga lahirnya produk kolaborasi yang kreatif.
Dengan kata lain, output atau keluaran kolaborasi harus menjawab kebutuhan, ketertarikan, atau permasalahan yang berkaitan dengan konsumen.
CEO dan Co-Founder Dear Me Beauty, Nikita Wiradiputri mengatakan, kolaborasi antarbisnis memang memiliki daya pikat tersendiri.
Baca juga: Ketahui Cara Membangun Kolaborasi yang Sukses dalam Berbisnis
“Salah satunya adalah kebebasan kami sebagai brand untuk mengeksplorasi dan bereksperimen menciptakan inovasi atau produk baru,” jelasnya.
Terlebih, sebut Nikita, Dear Me Beauty sebagai people power brand selalu berusaha untuk mendobrak batas industri kecantikan. Dobrakan yang dimaksud adalah dengan menyuguhkan kombinasi produk berkualitas serta pengalaman yang tak terlupakan bagi konsumen.
Untuk mencapai hal tersebut, ia mengaku, pihaknya berupaya untuk melibatkan konsumen dalam tiap proses kreasi produk kolaborasi agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen.
“Sebab, kami memahami bahwa strategi ini bukan semata-mata untuk kebutuhan bisnis. Akan tetapi bagaimana kolaborasi bisa membawa hal baru dan di saat yang bersamaan juga menjawab kebutuhan konsumen,” kata Nikita.
Baca juga: Dari Tren Go-jek dan Uber, Pahami Kebutuhan Konsumen
Tidak hanya produk, lanjut dia, hal tersebut juga diimplementasikan Dear Me Beauty pada layanan yang diberikan, seperti pembayaran digital ShopeePay yang memang sesuai dengan kebutuhan konsumen pada era digital.
Strategi co-branding cukup menjadi tantangan bagi brand dalam mempertahankan jati dirinya di tengah usaha mempersatukan ide dan pendapat dengan brand yang berbeda.
Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh brand untuk menyiasati hal tersebut adalah dengan mengenali kelebihan serta ciri khas. Dengan mengenali hal ini, pebisnis mampu menyusun strategi komunikasi yang tepat dan beriringan dengan objektif kolaborasi.
Brand enthusiast sekaligus Founder dan CEO Haloka Group, Stephanie Regina, menjelaskan, co-branding secara langsung atau tidak akan mengekspos brand pada jangkauan konsumen yang semakin luas.
Baca juga: Menpar Arief Kunjungi 3 Restoran Co Branding Wonderful Indonesia
“Terkait hal tersebut, tentu brand ingin membuat impresi yang tepat, terukur, dan konsisten,” ucapnya.
Maka dari itu, imbuh Stephanie, citra serta karakteristik yang khas merupakan fondasi yang harus dipegang teguh oleh brand ketika melangsungkan strategi co-branding.
Menurutnya, sebuah brand perlu melakukan perencanaan yang matang, bahkan sebelum menjalankan kolaborasi.