Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cetak Rekor, Ada 86 Juta Pengungsi di Pertengahan 2021

Kompas.com - 24/03/2022, 10:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) mengungkapkan ada sekitar 86 juta pengungsi di dunia pada pertengahan 2021.

Laporan Tahunan Filantropi Islam UNHCR 2022 mencatat, hampir sekitar 60 persen dari 86 juta tersebut berasal dari negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI).

"Di pertengahan tahun lalu merupakan catatan tertinggi. Saya lihat ada sekitar 86 juta orang pengungsi di dunia. Pada saat yang sama, para pengungsi semakin terjebak dalam situasi masa depan," kata Deputi Direktur UNHCR, Bernard Doyle dalam Peluncuran Laporan Tahunan Filantropi Islam UNHCR 2022 secara virtual, Rabu (23/3/2022).

Baca juga: Sukses MotoGP Mandalika, Sandiaga Uno Bidik Potensi Danau Toba untuk Gelar Event F1 Boat Race

Doyle menuturkan, Bangladesh menjadi tuan rumah pengungsi dengan lebih dari 900.000 pengungsi berada di sana. Porsinya lebih banyak ketimbang pengungsi di negara lain, seperti Thailand, Malaysia, hingga Indonesia.

Tercatat, Bangladesh menjadi salah satu negara tujuan para pengungsi Rohingya, yang mulai meninggalkan rumahnya di Myanmar sejak tahun 1990. Berdasarkan pantauan, ada lebih dari 1 juta orang Rohingya telah kabur dari negaranya untuk menghindari pelanggaran HAM.

"Sebagian besar (pengungsi di Bangladesh) berada di kampung-kampung yang ada, di mana mereka punya akses terbatas untuk kesehatan dan pendidikan bahkan untuk pekerjaan," ucap Doyle.

Dia melihat, banyak pengungsi menghabiskan waktu bertahun-tahun di tempat pengungsian. Salah satu contohnya terlihat di camp pengungsian di wilayah Sudan Timur. Camp itu sudah ada sejak 32 tahun lalu saat dia berkesempatan mengunjunginya.

Baca juga: Bambang Trihatmodjo Minta Sri Mulyani Setop Tagih Utang Sea Games 1997

Contoh serupa juga terlihat pada camp pengungsian orang Rohingya. Doyle bercerita, dia sempat mengunjungi camp pada tahun 1993 untuk pertama kalinya. Namun saat kembali mengunjuginya pada Desember tahun lalu, camp pengungsian itu masih ada.

"Dan sangat menyentuh hati melihat para anak-anak tidak mendapat penghidupan yang layak, dan banyaknya orang-orang muda tidak memiliki prospek untuk mencari nafkah. Oleh karena itu, kami (UNHCR) memberikan bantuan serta solusi untuk menyediakan kehidupan yang penuh martabat kepada para pengungsi," jelas Doyle.

Lebih lanjut UNHCR memproyeksi, ada sekitar 3,4 juta orang terlantar di Afghanistan dan ada lebih dari 2,2 juta pengungsi di negara-negara tetangganya.

Menurut Doyle meskipun konflik telah mereda, Afghanistan adalah salah satu krisis yang terburuk di dunia. Hal ini makin diperparah dengan keruntuhan ekonomi di negara itu, yang memaksa 23 juta orang berhadapan dengan tingkat kelaparan luar biasa.

"(Jumlah) itu setengah dari penduduk Afghanistan. Situasi ini sangat menyedihkan karena adanya penurunan ekonomi, ketidakstabilan dan kemiskinan," tandas dia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Kembali Naik, Wall Street Berakhir Melemah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com