Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Perang Rusia-Ukraina, Harga Pangan di Mesir Meroket

Kompas.com - 24/03/2022, 13:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Perang antara Rusia-Ukraina belum memasuki minggu keempat. Namun, dampaknya telah terasa sampai ke Timur Tengah.

Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly mengatakan, krisis ini bisa jadi lebih parah dari krisis akibat Covid-19. Tentu saja, hal ini membuat pemerintah gelisah jika terjadi ketegangan di dalam negeri.

Dikutip dari CNN, harga makanan di Mesir naik 4,6 persen sejak bulan Februari.

Di samping itu, inflasi naik menjadi 7,2 persen year on year (yoy). Padahal di bulan Januari, tingkat inflasi ada di angka 6,3 persen.

Baca juga: Terimbas Perang Rusia-Ukraina, Harga Gandum Dunia Melonjak ke Level Tertinggi sejak 2008

Pada akhir Februari, saat militer Rusia bergerak di perbatasan Ukraina, harga gandum dunia melonjak ke level tertinggi sejak 2012.

Hal itu menyebabkan harga roti di Mesir melonjak sebanyak 25 persen di beberapa toko.

Diduga, hal ini disebabkan oleh larangan ekspor beberapa biji-bijian oleh Ukraina. Pasalnya, negara yang sedang berseteru dengan Rusia tersebut ingin menjaga pasokan domestiknya.

Baca juga: Sri Lanka Terlilit Utang hingga Krisis Ekonomi, Bensin Langka, SPBU Sampai Dijaga Tentara

Belum lagi, salah satu pelabuhan di Ukraina juga diblokade oleh pasukan Rusia.

Adapun, yang paling terpukul adalah negara-negara Timur Tengah yang bergantung pada Rusia dan Ukraina. Seperti diketahui, mereka adalah dua pengekspor biji-bijian utama dunia.

Asal tahu, Mesir adalah pembeli gandum terbesar di dunia. Apalagi, pada tahun 2021 sekitar 80 persen impor gandumnya berasal dari Rusia dan Ukraina.

"Keadaan pangan yang seperti ini dapat mengakibatkan kerusuhan politik yang lebih besar bagi negara terdampak," ungkap Direktur Human Rights Watch Timur Tengah dan Afrika Utara Lama Fakih dikutip dari CNN Kamis (24/3/2022).

 

Timur Tengah rawan pangan akibat perang Rusia-Ukraina

Senada, Analis Kebijakan Timur Tengah dari Institut Tahrir Timothy Kaldas bilang, sebagian besar wilayah telah menderita kemiskinan dan kerawanan pangan. Perang Rusia-Ukraina ini, ia bilang memperparah keadaan.

Asal tahu saja, pound Mesir turun 14 persen terhadap dollar AS setelah invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini mendorong investor asing untuk menarik miliaran dollar dari pasar treasury Mesir.

Selain itu, Bank sentral juga menaikkan suku bunga sebesar satu poin persentase. Pun, pemerintah mengumumkan paket bantuan ekonomi 130 miliar pound Mesir atau sebesar 7,05 miliar dollar AS.

"Banyak negara sudah terancam kesulitan pangan termasuk Yaman, Lebanon dan Suriah," jelas Lama Fakih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com