Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ceruk Bisnis Baru, Pupuk Kaltim Bakal Perluas Ekspor ke Amerika Latin

Kompas.com - 24/03/2022, 15:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen pupuk dan amoniak, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) berencana memperluas pasar ekspor di luar Asia Pasifik. Rencananya, perluasan ekspor menyasar negara-negara Eropa dan Amerika Latin.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, potensi perluasan pasar ekspor terbuka usai banyaknya industri berbasis gas alam di luar negeri terpaksa menutup industri. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya karena harga gas tunggi mencapai 300 dollar AS per ton.

Di sisi lain, permintaan terhadap barang-barang petrochemical, seperti amoniak, yang salah satunya diproduksi Pupuk Kaltim akan tetap ada dan diminta konsumen.

"Ini adalah ceruk pasar yang akan kita manfaatkan. Karena tutup maka pasar Amerika Latin terbuka, kami akan penetrasi ke sana," kata Rahmad dalam konferensi pers paparan kinerja, Kamis (24/3/2022).

Baca juga: Dorong Pemanfaatan Bank Wakaf Mikro, Maruf Amin: Supaya Pengusaha Jangan Kecil Terus

Untuk meningkatkan kapasitas produksi demi membidik pasar ekspor, perseroan berencana membangun pabrik amoniak, pabrik urea, dan pabrik metanol di Papua. Perusahaan akan akan mengembangkan bisnis di sektor hilir petrokimia berbasis gas alam, dari amoniak menjadi amonium nitrat.

Perluasan produksi juga dilakukan karena kapasitas yang ada saat ini sudah terpakai sepenuhnya. Tercatat, pangsa pasar produk amoniak yang ekspor mencapai sepertiga dari volume ekspor amoniak Indonesia. Suplai amoniak untuk kebutuhan domestik sendiri mencapai lebih dari 80 persen.

"Secara outlook, pasar kami di Indonesia sangat mendominasi," ucapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, prospek bisnis perseroan masih terlihat cerah di masa depan. Pasalnya, produksi pupuk akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Tumbuhnya penduduk pun berbanding lurus dengan kebutuhan pangan yang meningkat sekitar 6 persen dalam satu dekade terakhir.

Baca juga: Jalur Kereta Api Jakarta-Garut Resmi Beroperasi, Erick Thohir: Mudik Lebaran Bebas Macet

"Kalau pangan akan tumbuh, produktivitas (pertanian yang menggunakan pupuk) juga harus meningkat. Pertumbuhan penduduk ini tidak diiringi dengan pertumbuhan lahan," beber dia.

Di sisi lain, pemerintah berencana mengalihkan tumpuan ekonomi dari berbasis pertanian menjadi berbasis industri. Saat ini, sektor pertanian menyumbang pertumbuhan sekitar 13 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP) namun pertumbuhannya tidak selalu naik.

"Berbanding dengan industri kimia yang tumbuh dobel digit. Industri kimia itu 50 persen lebih adalah industri petrochemical, jadi kami melihat baik dari sisi pasar global maupun Indonesia," tandasnya.

Sebagai informasi, produksi PT Pupuk Kaltim sepanjang 2021 mencapai 6,72 juta ton atau meningkat 104 persen dari target. Produksi pupuk mendominasi sekitar 3,56 juta ton, diikuti oleh amoniak 2,94 juta ton, dan NPL 217.000 ton.

Sementara itu, penjualan sepanjang tahun 2021 tembus 4,58 juta ton atau 99 persen dari target. Pupuk menjadi komoditas yang paling banyak terjual, yakni 3,49 juta ton. Kemudian, diikuti oleh amoniak 855.000 dan NPK 231.000.

Baca juga: Ekspor Kena Tarif PPN 0 Persen, Bukan Berarti Bebas PPN, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com