Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Bertambah, Berapa Jumlah Uang Beredar di Indonesia?

Kompas.com - 24/03/2022, 15:26 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2022 tumbuh positif.

Berdasarkan catatan BI, posisi uang beredar pada Februari 2022 tercatat sebesar Rp 7.672,4 triliun atau tumbuh 12,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Pertumbuhan uang beredar tersebut melanjutkan pertumbuhan pada Januari 2022 yang tumbuh sebesar 12,8 persen secara tahunan.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perlambatan pertumbuhan uang beredar pada Februari 2022 dibandingkan Januari 2022, disebabkan oleh melambatnya uang kuasi.

Baca juga: Ada Ceruk Bisnis Baru, Pupuk Kaltim Bakal Perluas Ekspor ke Amerika Latin

Uang kuasi dengan pangsa 44 persen dari M2, tercatat sebesar Rp 3.374,5 triliun pada Februari 2022, atau tumbuh 5,9 persen secara tahunan.

Jumlah itu lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya 7,8 persen yoy.

"Perlambatan uang kuasi terjadi pada seluruh komponen, baik simpanan berjangka, tabungan lainnya maupun giro valas," kata Erwin dalam laporan uang beredar, Kamis (24/3/2022).

Di sisi lain, komponen M1 dan surat berharga selain saham tumbuh meningkat sehingga menahan perlambatan M2 lebih dalam.

M1 dengan pangsa 55,7 persen terhadap M2, tumbuh 18,3 persen secara tahunan pada bulan laporan. Jumlah tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya 17,1 persen secara tahunan.

Baca juga: Distribusikan Minyak Goreng, Pengusaha Ritel Kerahkan 47.000 Gerai Modern

Ia mengatakan, peningkatan terjadi pada uang kartal dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Peredaran uang kartal pada Februari 2022 tercatat sebesar Rp 796,1 triliun, atau tumbuh 14,0 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 7,4 persen yoy.

"Peningkatan kartal sejalan dengan meningkatnya kebutuhan kartal masyarakat pada momentum long weekend di akhir bulan Februari 2022," ungkap dia.

Sementara, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu waktu dengan pangsa 48,6 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp 2.078,6 triliun pada posisi laporan,

Angka tersebut tumbuh 13,7 persen secara tahunan dan meningkat dibandingkan Januari 2022 yang jumlahnya 12,5 persen secara tahunan.

Baca juga: Ekspor Kena Tarif PPN 0 Persen, Bukan Berarti Bebas PPN, Kok Bisa?

Namun demikian, tingginya pertumbuhan M1 sedikit tertahan oleh giro rupiah yang tumbuh 28,8 persen (yoy) pada Februari 2022. Jumlahnya lebih rendah dibandingkan bulan Februari sebesar 31,9 persen yoy.

BI menilai, sejalan dengan perlambatan giro rupiah, dana float (saldo) uang elektronik juga tercatat melambat.

Bank sentral mencatat, dana float (saldo) uang elektronik tercatat sebesar Rp 10,5 triliun atau tumbuh 36,9 persen secara tahunan. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 39 persen yoy.

Pangsa dana float uang elektronik terhadap M1 pada posisi laporan sebesar 0,2 persen. Kemudian, komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3 persen terhadap M2 tumbuh 17,5 persen secara tahunan.

"Hal tersebut sehubungan dengan perkembangan kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, sertifikat deposito, dan obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun," ucap Erwin.

Baca juga: Gara-gara Perang Rusia-Ukraina, Harga Pangan di Mesir Meroket

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com