Sanksi Ekonomi AS "Serang" Rusia, 300 Elite dan Bank Rusia Bakal Kena Dampaknya

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) kembali membalas sanksi dari Rusia. Negeri Paman Sam itu berencana memberikan sanksi kepada 300 individu dan entitas Rusia, sebagai lanjutan dari sanksi ekonomi yang dilayangkan oleh negara-negara barat.

Seorang pejabat administrasi Presiden AS mengungkapkan, sanksi diberikan termasuk kepada lebih dari 300 anggota parlemen dari Duma, majelis parlemen Rusia, dan elite Rusia.

“Tujuan kami di sini adalah untuk secara metodis menghilangkan manfaat dan hak istimewa yang pernah dinikmati Rusia sebagai peserta dalam tatanan ekonomi internasional,” kata pejabat itu dikutip dari CNBC, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Rusia Mau Jual Minyak Pakai Bitcoin, 10 Aset Ini Langsung Menguat, Cek Harga Kripto Hari Ini

Sanksi melengkapi beragam sanksi ekonomi negara barat. Sejak invasi Rusia memasuki bulan kedua, kelompok negara-negara G7 dan Uni Eropa mengaku akan mengambil langkah baru untuk menindak Rusia yang menghindari sanksi barat.

Negara-negara itu juga akan menginformasikan ke organisasi internasional bahwa mulai saat ini, mereka tidak lagi beroperasi di Rusia di bawah standar bisnis seperti biasa.

Baca juga: Gara-gara Perang Rusia-Ukraina, Harga Pangan di Mesir Meroket

Rencana Biden dan NATO

Rencananya, Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan langkah-langkah tersebut dalam pidatonya di hadapan NATO. Pidato ini adalah yang pertama dari 3 pidato utama yang akan dia sampaikan saat di Brussels, Belgia.

Ajudan senior Gedung Putih menambahkan, Biden akan mengumumkan serangkaian upaya baru Amerika Serikat untuk membantu rakyat Ukraina.

"Yang paling utama AS siap menyediakan lebih dari 1 miliar dollar AS dana baru untuk bantuan kemanusiaan bagi mereka yang terkena dampak perang Rusia di Ukraina dan dampak parahnya di seluruh dunia,” tutur pejabat itu.

Baca juga: Daftar Mafia Minyak Goreng Belum Diungkap, Anak Buah Menteri Lutfi: Mungkin Belum Cukup Bukti

AS kucurkan dana ketahanan pangan

Selain dana kemanusiaan, Biden akan memberi dana baru untuk melindungi ketahanan pangan global. Ketahanan pangan global ini dianggap akan kacau karena invasi Rusia ke Ukraina. Tercatat Ukraina sendiri adalah pengekspor biji-bijian terbesar di dunia.

"Melalui inisiatif yang bernama Feed the Future ini, Biden akan menyediakan 11 miliar dollar AS selama 5 tahun ke depan untuk mengatasi ancaman terhadap ketahanan pangan dan mencegah kekurangan gizi," bebernya.

Sebagai informasi, Ukraina mengekspor gandum ke Afrika hingga Asia. Untuk itu rencananya, dana dari AS akan dikerahkan ke banyak negara yang penduduknya sangat rentan terhadap kenaikan harga pangan.

AS dukung HAM

Selain dana, Biden akan meluncurkan Inisiatif Ketahanan Demokratik Eropa, dengan dana mencapai 320 juta dollar AS untuk mendukung Hak Asasi Manusia (HAM) dan memajukan prinsip-prinsip demokrasi di Ukraina serta negara-negara tetangga.

Inisiatif ini akan memasukkan komponen media untuk memerangi disinformasi, melindungi para aktivis dan kelompok rentan, dan mendanai upaya untuk melawan korupsi dan kleptokrasi,

“Memperkuat lembaga-lembaga demokrasi dan anti-korupsi serta supremasi hukum kawasan. Mendukung akuntabilitas atas pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hukum internasional,” tandasnya mengacu pada lembar fakta Gedung Putih.