DALAM melakukan perencanaan bisnis, proyeksi keuangan di masa depan haruslah optimis dan realistis. Tidak hanya itu, perencanaan ini juga harus didasari oleh ketelitian dalam mengamati pasar. Hal ini guna memberikan gambaran mengenai bagaimana perusahaan rintisan mengantisipasi pertumbuhan mereka nanti, dan memerhatikan risiko apa saja yang dapat terjadi.
Bagaimana pendiri merencanakan keuangan untuk bisnisnya kelak dapat memengaruhi perusahaan dalam mempekerjakan tim terbaik, hingga memperluas dan mengembangkan bisnis. Kendati tidak sepenting visi dan produk yang baik, perencanaan keuangan sangat penting untuk mewujudkan hal-hal baik ke depan.
Tidak peduli seberapa hebat ide bisnis, salah satu elemen penting untuk kesuksesan perusahaan rintisan adalah kemampuan pendiri untuk merencanakan keuangan yang cukup untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Oleh karena itu, memahami kurva-S bisnis (S-curve business) menjadi salah satu hal yang dapat membantu pendiri. Kurva-S menentukan hampir semua hal dalam inovasi, strategi, dan rencana pertumbuhan.
Baca juga: Faktor Penting Penentu Parameter Sukses Pendiri Startup
Memahami Kurva-S untuk Pengembangan Bisnis
Kurva-S pada bisnis baru menggambarkan fase-fase organisasi yang berbeda dan menjadi ciri perusahaan yang berhasil dari waktu ke waktu. Menurut Edmondson (2020), kurva-S dianggap sebagai konsep paling penting dalam bisnis karena menggambarkan tiga fase umum dalam organisasi. Fase pertama adalah periode mencari tahu (figuring it out), yakni ketika perusahaan rintisan bereksperimen secara bebas dalam mencari formula mencapai kesuksesan.
Kemudian pada fase kedua, organisasi menggunakan formula kemenangan tersebut untuk memberikan nilai dalam dalam skala besar secara efisien. Lalu fase ketiga, yaitu merencanakan apa yang akan dilakukan setelahnya (devising what’s next) yang dilakukan untuk menggantikan formula sukses sebelumnya. Setiap perusahaan, terlepas dari jenis bisnis atau model bisnis (mis: SaaS, media, servis, dll), akan melalui siklus pertumbuhan dan kedewasaan yang dapat terprediksi melalui kurva-S bisnis.
Mengenal Titik Belok (Inflection Points) di Kurva-S
Titik yang paling menantang dalam kurva ini adalah titik belok (inflection points), di mana pertumbuhan bisnis dalam keadaan stagnan. Ini adalah situasi di mana perubahan harus dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan. Lalu, apa yang menyebabkan titik belok pada kurva-S? Ada beragam situasi dan kondisi yang menjadi penyebabnya, seperti kompetitor mengeluarkan produk unggulan dengan harga lebih rendah, penurunan minat terhadap produk unggulan, iklan yang tidak menyasar audiens yang tepat, atau bahkan adanya resesi
Terlepas dari sumber penyebabnya, penurunan titik ini adalah konsekuensi umum yang terjadi pada pertumbuhan dan pasar bebas. LaMarco (2018) menjelaskan bahwa keberhasilan sebuah bisnis bergantung pada kemampuan pendiri untuk mengenali inflection points dan mengambil langkah yang tepat untuk membawa bisnis ke jalur yang tepat dengan jenis dan jumlah kesempatan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan selanjutnya.
Bagaimana jika pendiri tidak menyadari bisnisnya sedang berada pada inflection points? Ketika sebuah bisnis tidak disadari sedang berada pada inflection points, maka dapat membahayakan dan merusak siklus perusahaan. Bisnis tidak hanya berpeluang untuk kehilangan kesempatan berkembang secara strategis, tetapi juga dalam rencana operasional. Dengan demikian, perlu bagi pendiri untuk mengetahui cara mengenalinya dan mengantisipasi fase inflection points sebelum terjadi.
Baca juga: Ingin Sukses Menjalankan Startup? Hindari Kesalahan Ini
Mempertahan Kurva-S dan Bertahan dari Inflection Points
Ketika menghadapi inflection points, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bisnis. Respon ini yang nanti akan menentukan apakah bisnis akan kembali berkembang, stagnan, atau bahkan mengalami kerugian, yaitu dengan berinovasi dan mengoptimalkan kesempatan.
Ketika bisnis berada pada titik jenuh, pebisnis perlu berproses dan beradaptasi dalam melayani pelanggan, atau berinovasi dengan memperluas penawaran produk dan layanan sehingga tersedia lebih banyak ruang untuk bertumbuh bagi perusahaan. Ketika pebisnis merasa puas dengan hasil yang telah ada dan menolak untuk berinovasi maka bisnis akan mengalami stagnasi. Begitu pula ketika menolak untuk bertindak ketika bisnis berada pada titik ini.
Lebih jauh, pebisnis dapat mencari solusi untuk masalah internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan, dan mengubahnya menjadi peluang untuk perusahaan bertumbuh. Inflection points dapat terjadi secara tiba-tiba atau berlarut-larut, dan respons terhadap perubahan ini bervariasi durasinya. Ketika perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahaan, pebisnis dapat mempertahankan momentum ini sehingga perusahaan akan terus tumbuh dalam jangka panjang.
Mendapatkan Pendanaan untuk Berinovasi dan Bertumbuh