Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Minyak Goreng, Kini Warga Harus Antre Berjam-jam demi Solar

Kompas.com - 26/03/2022, 00:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Di beberapa daerah, bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kini mulai susah ditemukan. Antrean panjang berjam-jam di SPBU untuk mendapatkan solar kini jadi pemandangan yang lazim (solar langka).

Kelangkaan solar sendiri sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa pekan. Meski demikian, Pertamina mengklaim distribusi penyaluran solar masih berjalan normal.

Dikutip dari Kompas TV, Sabtu (26/3/2022), sudah sebulan, antrean panjang kendaraan yang ingin membeli solar subsidi masih terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum, di Kota Padang, Sumatera Barat.

Untuk mendapatkan solar, para supir bahkan harus berkeliling kota, mencari SPBU yang masih memiliki stok. Para sopir terpaksa antre, karena langkanya solar.

Baca juga: Ini Dalih Mendag Belum Membongkar Nama Tersangka Mafia Minyak Goreng

Bahkan sopir harus memangkas jumlah trayeknya, ini karena gagal mendapatkan solar meski sudah antre berjam-jam. Hal yang sama juga dialami para supir truk dan bus.

Sementara itu dikutip dari Antara, sejumlah warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, meminta pengelola SPBU menyiapkan petugas untuk mengatur kendaraan pembeli solar yang antre hingga ke jalan protokol.

Sejumlah warga di Palembang, mengeluhkan antrean kendaraan bermotor berbahan bakar minyak jenis solar akhir-akhir ini mulai mengganggu karena tidak teratur menumpuk hingga dua jalur di pintu masuk SPBU hingga ke jalan raya dan mengakibatkan gangguan kelancaran arus lalu lintas.

Menurut salah seorang warga Ali Rasyid, SPBU di kawasan Jalan Demang Lebar Daun Palembang yang menjual solar bersubsidi (bio solar) dalam sepekan terakhir terjadi antrean panjang mobil truk dan pribadi hingga ke jalan depan pintu masuk Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Khadijah.

Baca juga: Luhut Tolak Didikte Tesla: Indonesia Bukan Republik Pisang

Kondisi ini memerlukan petugas untuk mengatur kendaraan yang antrean masuk ke SPBU agar tidak menumpuk dan menyumbat arus kendaraan yang akan melintas di jalan akses ke rumah dinas Gubernur Sumsel dan ke jalan tol Palembang-Lampung itu.

Pengelola SPBU harusnya menyiapkan petugas mengatur kendaraan yang akan masuk jalur antrean BBM solar atau meminta bantuan aparat kepolisian, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP agar tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan warga Bumi Sriwijaya ini.

"Pengelola SPBU jangan hanya fokus menyiapkan petugas untuk melakukan penjualan BBM dan mengabaikan pengaturan kendaraan pelanggan yang antrean panjang hingga jalan raya," ujar warga kesal.

Situasi antrean solar subsidi di SPBU Kebun Sayur, Balikpapan BaratKOMPAS.COM/Ahmad Riyadi Situasi antrean solar subsidi di SPBU Kebun Sayur, Balikpapan Barat

Pengelola SPBU Ahmad menjelaskan penyebab antrean kendaraan pembeli solar karena harga solar nonsubsidi (Dexlite) sudah tiga kali naik sejak awal 2022.

Baca juga: Ironi Minyak Goreng Curah: Dulu Mau Dilarang, Kini Malah Disubsidi

Semula solar Dexlite dijual Rp 9.700 per liter pada Januari 2022 dan naik menjadi Rp 12.400/liter, Februari dan Maret kembali lagi naik menjadi Rp 13.250/liter
sehingga mendorong pemilik kendaraan beralih membeli solar subsidi yang harganya relatif murah Rp 5.150/liter.

Selain itu disebabkan terjadi pengurangan pasokan solar, dari kapasitas dispenser 30 ton per hari hanya dipasok Pertamina sekitar 16 ton per hari, ujar pengelola SPBU.

Penjelasan Pertamina

Menyikapi fenomena solar langka di berbagai daerah, PT Pertamina (Persero) menyatakan akan terus memastikan stok dan penyaluran solar berjalan dengan maksimal.

Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini yang realisasinya di atas 5 persen pasti akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan energi, salah satunya solar bersubsidi.

Baca juga: Ironi Negeri Kaya Sawit, Rakyatnya Antre Berjam-jam demi Minyak Goreng

Menurutnya, stok solar subsidi secara nasional saat ini berada di level 20 hari. Irto bilang, setiap hari stok ini sekaligus proses penyaluran ke SPBU pun terus dimonitor Pertamina secara real time.

"Namun perlu diketahui secara nasional per Februari 2022 penyaluran solar subsidi telah melebihi kuota sekitar 10 persen,” ujarnya dalam keterangannya.

Ia mengatakan Pertamina Patra Niaga akan terus memonitor seluruh proses distribusi mulai dari terminal BBM hingga konsumen untuk memastikan di SPBU selalu tersedia bahan bakar bagi masyarakat.

Khusus solar subsidi, maka difokuskan pada pelayanan di jalur logistik, serta jalur-jalur yang memang penggunannya bagi yang berhak menikmatinya.

Baca juga: Ironi Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Tak Sampai Bandung

“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu panic buying. Pembelian bahan bakar kami imbau untuk tetap sesuai dengan kebutuhan dan untuk tetap hemat dalam penggunaannya mengingat saat ini harga minyak sangatlah mahal,” ungkap Irto.

Dia menjelaskan, mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014, pengguna yang berhak atas aolar subsidi untuk sektor transportasi adalah kendaraan bermotor plat hitam untuk pengangkut orang atau barang, kendaraan bermotor plat kuning kecuali mobil pengangkut hasil tambang dan perkebunan dengan roda lebih dari 6.

Kemudian kendaraan layanan umum seperti ambulance, pemadam kebakaran, dan pengangkut sampah. Lalu kapal angkutan umum berbendera Indonesia, kapal perintis, serta kereta api penumpang umum dan barang.

Menurut Irtfo, untuk memastikan agar ketentuan mengenai yang berhak atas solar subsidi, Pertamina bersama seluruh stakeholder dan pemerintah melalui BPH Migas akan terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi mengenai regulasi yang telah dibuat mengenai penyaluran solar subsidi.

Baca juga: Minyak Goreng Curah Mulai Langka, Pedagang Pasar Ungkap Penyebabnya

"Untuk pelaku industri dan masyarakat mampu kami imbau agar menggunakan BBM diesel non subsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex, dan Solar subsidi bisa digunakan oleh saudara kita yang lebih berhak dan membutuhkan,” terang Irto.

Antrean truk mendapatkan solar di SPBU BengkuluKOMPAS.COM/FIRMANSYAH Antrean truk mendapatkan solar di SPBU Bengkulu

Ia menambahkan, Pertamina Patra Niaga akan terus menggandeng masyarakat, Pemerintah, dan seluruh pihak terkait dalam pengawasan solar subsidi agar lebih tepat sasaran. Jika ada Indikasi penyalahgunaan solar subsidi maka masyarakat diimbau untuk dapat melaporkan langsung ke aparat.

"Jika kesalahan ada di pihak SPBU, Pertamina juga tidak segan akan menindak SPBU tersebut," pungkas dia.

Baca juga: Daftar Mafia Minyak Goreng Belum Diungkap, Anak Buah Menteri Lutfi: Mungkin Belum Cukup Bukti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com