Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Emak-emak Menyiasati Mahalnya Harga Minyak Goreng...

Kompas.com - 28/03/2022, 07:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pemerintah yang kembali menaikan harga minyak goreng menjadi perhatian khusus bagi emak-emak. Sebab, kesehariannya sangat lekat dengan komoditas minyak goreng dan menjadi salah satu kebutuhan utamanya di dapur.

Gita Donda Feronika, emak-emak asal Medan menceritakan bagaimana cara menyiasati agar kebutuhannya akan minyak goreng bisa tetap terpenuhi.

Ibu dari 3 anak ini mengaku daripada merasa stres mendapatkan minyak goreng yang mahal dan harus antre, dirinya mencoba tetap berpikir positif. Dia menjadikan kenaikan harga minyak goreng sebagai momentum untuk hidup sehat.

Baca juga: Ibu-ibu Antre Minyak Goreng, Bapak-bapak Antre Solar

Gita mengatakan, yang biasanya kebutuhannya akan minyak goreng 2 liter per minggu, mau tak mau dia harus mengurangi porsi pemakaian minyak goreng menjadi 2 liter per bulan.

"Bagaimana caranya? Yah saya kurangi masakan yang menggunakan minyak dengan cara merebus," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/3/2022).

"Yang biasanya saya masak ikan goreng 3 kali seminggu mau enggak mau harus bisa saya kurangi jadi 1 kali seminggu. Ikan yang biasanya digoreng, saya coba untuk dibakar, dikukus ataupun kalau memang harus digoreng takut bosan, jumlah minyak gorengnya saya kurangi dari yang biasanya," sambung Gita.

Begitupun dengan menu sambal. Dia mengatakan, kalaupun biasanya sambal digoreng 3-4 kali seminggu, diminimalkan menjadi 2-3 kali seminggu. "Kalaupun memang lagi pengen banget sambalnya bisa direbus agak lama dulu, baru digoreng tapi minyaknya sedikit. Yah mau enggak mau," kata Gita.

Sementara untuk menu cemilan anak-anaknya yang notabenenya sangat suka tempe goreng dan bakwan sayur, diubah dengan menu rebus-rebusan seperti ubi rebus campur gula merah, kolak pisang, bubur jagung, hingga roti bakar.

"Itu saya kasih pemahaman dulu ke mereka kalau cemilan kesukaan mereka kayak bakwan sayur lagi enggak bisa nih dibuat terus-terusan karena minyak goreng lagi mahal. Untungnya mereka paham dan sampai sekarang mau-mau saja dikasih cemilan apa," jelas Gita.

Di sisi lain Gita mengaku enggan untuk menggunakan minyak curah sekalipun sudah disubsidi oleh pemerintah lantaran menurutnya tidak sehat bagi keluarganya.

Gita menambahkan, kalau bukan dengan cara siasat seperti ini dia lakukan, uang belanjanya tentu akan membengkak.

Sebab, disebutkan dia, harga minyak goreng saat ini, sudah sangat tidak bersahabat bagi kaum emak-emak yang dibanderol Rp 53.000 per 2 liter.

"Yah hitung-hitungannya 2 liter seminggu berarti untuk minyak goreng saja bisa lebih Rp 400.000-an sebulan," beber Gita.

Dia menilai, daripada harga beras yang mahal, lebih baik harga minyak goreng yang mahal lantaran minyak goreng bukan hal yang sangat pokok.

"Sekalipun minyak goreng mahal kita tetap bisa makan dengan nasi, paling menu ikannya saja yang diganti menjadi dibakar atau direbus. Tapi coba beras yang mahal, yah kali pakai makan hanya pakai minyak goreng sama ikan saja," bebernya.

Hal serupa juga diamini oleh Fitra. Ibu dari 2 orang anak ini mengaku, awalnya sempat merasa stres dengan kenaikan harga minyak goreng ini.

Baca juga: Ini Dalih Mendag Belum Membongkar Nama Tersangka Mafia Minyak Goreng

Namun daripada memikirkan hal yang membuat dia rugi, dia mencoba mengambil sisi positif dari kebijakan ini dan menggunakan momentum ini untuk belajar membuat berbagai menu makanan yang sehat dengan rebusan-rebusan.

"Ternyata yang awalnya saya kira ikan enggak bisa direbus ternyata bisa dan enak. Kalau di budaya Batak ikan direbus itu namanya "arsik" dan ternyata selain enak juga sehat," katanya.

Dia mengaku saat ini dia memang masih tahap belajar. Namun katanya, efeknya, yang seminggu biasanya menu makanannya hampir tiap hari digoreng, sejak harga minyak goreng meroket, sudah seminggu keluarganya tidak memakan menu gorengan lagi.

"Kalau dikalkulasikan pasti jauh lebih hemat. Biasanya seminggu itu paling minim banget loh ini pakai minyak goreng 1 liter taruh harganya Rp 24.000, ini seminggu enggak ada kalau pun ada cuma sambal doang loh," kata Fitra.

Baca juga: Pedagang Pasar: Menyakitkan, Harga Minyak Goreng Curah Masih Rp 20.000 Per Liter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com