Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown Shanghai Bikin Harga Minyak Dunia Anjlok, Kenapa?

Kompas.com - 28/03/2022, 09:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia anjlok lebih dari 3 persen pada perdagangan hari ini, Senin (28/3/2022). Penurunan itu dipicu kebijakan lockdown di Shanghai akibat Covid-19 yang akan memengaruhi permintaan bahan bakar minyak dari China.

Mengutip data Bloomberg, pada pukul 08.05 WIB harga minyak mentah berjangka Brent turun 3,27 persen menjadi di level 116,70 dollar AS per barrel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3,42 persen ke level 110 dollar AS per barrel.

Meluasnya penyebaran Covid-19 di China menimbulkan kekhawatiran pasar terkait permintaan minyak dari negara tersebut. China merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia dan konsumen terbesar ke-2 setelah Amerika Serikat.

Baca juga: Ibu-ibu Antre Minyak Goreng, Bapak-bapak Antre Solar

Pihak berwenang China menyatakan akan menutup Shanghai, kota dengan 25 juta penduduk dan pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu tersebut, untuk melakukan pengujian Covid-19 secara massal.

Penutupan mulai dilakukan dari daerah di sebelah timur Sungai Huangpu, yang mencakup distrik keuangan dan kawasan industrinya, mulai dari Senin, selama empat hari. Kemudian penutupan akan bergeser ke barat kota selama empat hari lagi.

Di sisi lain, pemberontak Houthi Yaman yang mengumumkan penghentian sementara permusuhan terhadap Arab Saudi, turut mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia. Pada Sabtu kemarin, pemimpin pemberontak mengumumkan gencatan senjata tiga hari, setelah terus menyerang kerajaan selama seminggu.

Pemberontak tersebut sempat menyerang fasilitas minyak Saudi Aramco di Yanbu pada pekan lalu, yang menyebabkan penurunan sementara produksi minyak dari Arab Saudi. Serangan ini juga sempat menjadi faktor naiknya harga minyak dunia sempat naik pada pekan lalu.

Sementara itu, Amerika Serikat yang saat ini tengah berupaya menghidupkan kembali pembahasan mengenai nuklir dengan Iran, kemungkinan tak bisa mencapai kesepakatan dengan segera. Iran adalah sekutu Rusia, dan perang di Ukraina juga memperumit negosiasi.

Padahal perundingan tersebut dapat mengarah pada pemberian keringanan sanksi atas produksi minyak Iran. Jika kesepakatan tercapai maka kemungkinan adanya tambahan pasokan minyak dari Iran di pasar global sehingga dapat menekan gejolak harga minyak.

Baca juga: Harga Minyak Tinggi, Harga Keekonomian Pertamax Bisa Tembus Rp 16.000 per Liter di April

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com