Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kewajiban Neto Investasi Internasional RI Naik Jadi 278,6 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 28/03/2022, 11:18 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal IV-2021 mencatat kewajiban neto yang meningkat.

Pada akhir kuartal IV-2021, PII Indonesia mencatat kewajiban neto 278,6 miliar dollar AS atau 23,5 persen dari PDB.

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal III-2021 sebesar 277,3 miliar dolar AS atau 24,2 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan, peningkatan kewajiban neto tersebut berasal dari peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) dan penurunan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

"Posisi KFLN Indonesia meningkat tipis, sejalan dengan aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung," kata Erwin dalam siaran pers yang dikutip Kompas.com Senin (28/3/2022).

Baca juga: Jokowi Bolehkan Mudik Lebaran, Organda Perkirakan Kenaikan Penumpang Capai 50 Persen

Ia menjelaskan, posisi KFLN Indonesia naik 0,1 persen (qtq) dari 709,2 miliar dollar AS pada akhir kuartal III-2021 menjadi 709,6 miliar dolar AS pada akhir kuartal IV-2021.

Peningkatan kewajiban tersebut menurut dia, disebabkan oleh aliran masuk investasi langsung dalam bentuk ekuitas sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik.

Peningkatan KFLN juga dikontribusikan oleh faktor revaluasi positif atas nilai instrumen keuangan domestik yang dipengaruhi kenaikan kinerja saham serta penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS.

Sementara itu, posisi AFLN Indonesia sedikit menurun, sejalan dengan kebutuhan pembiayaan. Pada akhir kuartal IV-2021, posisi AFLN sedikit turun sebesar 0,2 persen (qtq) dari 431,9 miliar dolar AS pada akhir kuartal sebelumnya menjadi 431,0 miliar dollar AS.

Ia menuturkan, penurunan aset investasi lainnya bersumber dari penarikan simpanan sektor swasta domestik pada bank di luar negeri.

Baca juga: Rumah Sakit Milik Raja CPO Martua Sitorus Bakal IPO, Berapa Harga Sahamnya?

Hal itu disebabkan oleh kebutuhan pembiayaan aktivitas perekonomian serta penurunan cadangan devisa antara lain karena kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Penurunan posisi AFLN lebih lanjut tertahan oleh revaluasi positif akibat peningkatan rata-rata indeks saham dan harga aset lainnya pada negara penempatan.

"Perkembangan PII Indonesia secara keseluruhan 2021 mencatat penurunan kewajiban neto dibandingkan dengan posisi akhir tahun sebelumnya," imbuh dia.

PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar 278,6 miliar dollar AS pada 2021 atau 23,5 persen dari PDB.

Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan posisi kewajiban neto pada akhir 2020 sebesar 280,0 miliar dolar AS atau 26,4 persen dari PDB.

Penurunan kewajiban neto PII tersebut didorong oleh posisi AFLN yang meningkat 26,5 miliar dolar AS atau 6,6 persen secara tahunan terutama dari aset investasi lainnya dan cadangan devisa.

Peningkatan ini melampaui peningkatan posisi KFLN sebesar 25,1 miliar dolar AS atau naik 3,7 persen secara tahunan utamanya dari kewajiban investasi langsung dan investasi portofolio.

Baca juga: BPJS Kesehatan Godok Perubahan Tarif Layanan Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com