JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bidang kuliner atau FB di Indonesia dinilai semakin pesat. Di sisi lain, berkembangnya teknologi dan upaya digitalisasi UMKM membuat pasar ini menarik untuk digarap.
Perusahaan teknologi restoran pintar khusus makanan dan minuman (F&B) PT Esensi Solusi Buana (ESB) berupaya membangun ekosistem digital UMKM khususnya untuk F&B.
VP of Business Development ESB Bobby Hadiwijaya menyampaikan, hingga kuartal 1 2022, lebih dari 4.000 merchant telah menggunakan teknologi ESB.
"Melalui testimoni dari mitra merchant kami, baik besar maupun UMKM, teknologi ESB membantu menaikkan penjualan mereka lebih dari 45 persen dan juga meningkatkan jumlah pemesanan di atas 15 persen. Karena pengeluaran jadi terkontrol, pemasukan jadi lebih besar," katanya melalui rilis, Senin (28/3/2022).
Baca juga: Mitra Usaha Terus Bertambah, GoTo Financial Dorong Digitalisasi UMKM
Targetkan lebih banyak merchant bergabung
Sejak berdiri tahun 2015 sampai saat ini ESB mencatat total transaksi UMKM dalam ekosistemnya lebih dari Rp 5 triliun.
Merchant-merchant yang masuk ekosistemnya ini tidak hanya berasal dari Jabodetabek, namun juga dari sejumlah kota besar lainnya seperti Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Bali.
"Teknologi kami terbukti bisa digunakan tidak hanya oleh merchant-merchant besar, namun juga oleh pelaku UMKM sektor kuliner di seluruh Indonesia," lanjutnya.
Baca juga: Dorong Digitalisasi UMKM, Bank DBS Gandeng CARInih
Melihat pertumbuhan bisnis dari para mitra yang telah tergabung, ESB akhirnya serius menjalankan rencana ekspansi bisnis dengan menyasar sektor UMKM hingga ke pasar Asia Tenggara dan Asia secara luas.
“Kami menargetkan lebih dari 20.000 merchant dapat bergabung dengan ekosistem ESB tahun ini," ujar Gunawan Woen, CEO dari ESB Restaurant Technology.
"Dengan misi saat ini, kami optimis dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis dua kali lebih besar dibandingkan tahun lalu," lanjutnya.
ESB berharap, target ini memberikan solusi teknologi bagi generasi mendatang yang berorientasi pada kebutuhan sektor kuliner di Indonesia.
Selain itu adanya edukasi dan mentoring untuk UMKM sektor kuliner juga diharapkan mampu mendorong pemerataan literasi teknologi dan digitalisasi UMKM.
Baca juga: Produk Alat Kesehatan hingga Pertanian Bahannya Masih Impor, Menteri Teten: Ganti dengan Produk UMKM