JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia optimis akan kemajuan ekonomi dan peluang pertumbuhan bisnis pada 2022. Tahun ini, pelaku usaha berencana untuk memperluas bisnis, meski banyak di antara mereka ada yang belum memiliki proteksi dari sejumlah risiko yang tengah dihadapi.
Presiden Direktur Sun Life Indonesia Elin Waty mengatakan, Laporan Indeks Pertumbuhan Bisnis dan Resiliensi yang baru saja diluncurkan, diharapkan bisa memberikan pemahaman yang lebih baik terkait seberapa percaya diri para pelaku bisnis terhadap prospek pertumbuhan dan resiliensi bisnis di masa yang penuh ketidakpastian seperti saat ini.
“Pelaku UKM memiliki tingkat optimisme yang positif terhadap peluang pertumbuhan yang lebih baik tahun ini, namun diimbangi dengan pemahaman bahwa mereka masih memiliki sejumlah risiko, terutama yang dipicu oleh pandemi. Inilah mengapa, perencanaan keuangan dan proteksi menjadi aspek yang penting dimiliki, sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya resiliensi bagi para pelaku bisnis,” Elin Waty dalam siaran pers, Senin (28/3/2022).
Baca juga: Pemerintah Lelang 7 Seri SUN Besok, Ini Tingkat Kuponnya
Elin mengatakan, dalam suvei yang dilakukan kepada sekitar 2.400 pemilik usaha kecil dan menengah di 7 wilayah Asia, yakni Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam pada 2021, sebanyak 354 pemilik bisnis di Indonesia menjadi responden dari survei ini.
Dari jumlah tersebut, 95 persen UKM mengharapkan peningkatan finansial pada bisnis mereka di 2022, dan 90 persen mengharapkan situasi ekonomi nasional membaik.
Sementara itu, 94 persen memiliki rencana untuk memperluas atau menumbuhkan bisnis pada 2022, dengan rencana terbanyak berupa memperluas produk atau layanan yang ditawarkan (53 persen), digitalisasi untuk menumbuhkan bisnis (47 persen), mempekerjakan karyawan baru (29 persen), serta memperluas industri bisnis (31 persen).
Selain itu, 52 persen responden melaporkan pandemi berdampak negatif pada bisnis mereka. Meski demikian, 31 persen menyatakan bisnis mereka justru mengalami pertumbuhan selama pandemi.
Dari survei tersebut juga tercatat 97 persen UKM melakukan adaptasi pada strategi bisnis yang diterapkan untuk bertahan selama pandemi, termasuk menambahkan metode baru pada jalur distribusi (61 persen), memvirtualisasikan bisnis mereka (61 persen), dan menawarkan produk baru (39 persen).
Baca juga: Pemerintah Minta Warga Segera Lakukan Vaksinasi Booster Sebelum Mudik Lebaran
Adapun 3 risiko teratas yang dihadapi pelaku UKM mencakup pandemi dan risiko kesehatan lainnya (59 persen), penurunan permintaan (52 persen), dan meningkatnya pajak atau kebijakan terkait (50 persen).
“Pandemi menghadirkan tantangan yang luar biasa bagi pelaku usaha selama 2 tahun terakhir, dan kami sangat senang melihat bagimana para pemilik bisnis saat ini melihat prospek yang lebih positif di 2022,” ungkap Elin.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.