BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Luno

Sebelum Mulai Investasi Bitcoin, Perhatikan Dulu 3 Aspek Berikut

Kompas.com - 28/03/2022, 19:01 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa waktu belakangan, aset kripto, misalnya Bitcoin, dianggap sebagai salah satu investasi yang menjanjikan. Pasalnya, harga Bitcoin dapat melambung tinggi.

Sayangnya, karena tergiur keuntungan besar, para investor pemula mengabaikan sejumlah aspek penting dalam berinvestasi Bitcoin. Akhirnya, mereka pun merugi.

Perlu diketahui, hal paling fundamental dalam berinvestasi Bitcoin adalah memilih layanan yang sudah diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Selain itu, terdapat tiga aspek yang juga harus dipelajari sebelum memilih instrumen investasi aset kripto. Berikut ulasannya.

1. Sesuaikan dengan kebutuhan investasi

Setiap investor memiliki kebutuhan, tujuan, cara berpikir, dan gaya investasi yang berbeda. Setiap instrumen investasi pun membutuhkan strategi yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum berinvestasi, pahami dulu hal-hal tersebut.

Sebagai contoh, trading harian bukanlah model yang tepat bagi Anda yang tidak suka mengambil risiko tinggi, ingin investasi untuk jangka panjang, dan tidak memiliki pengetahuan teknis yang mendalam soal Bitcoin.

(Baca juga: Bingung Investasi Emas atau Bitcoin? Simak 4 Perbedaan Keduanya Berikut!)

Seperti diketahui, kemampuan analisis juga menjadi salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh investor.

Sebab, Anda harus memperhatikan sejumlah hal ketika berinvestasi Bitcoin, mulai dari keamanan aset, legalitas, tingkat adopsi, jumlah pengguna, hingga aspek lain yang bisa memengaruhi harga Bitcoin.

2. Teliti sebelum berinvestasi

Pada waktu tertentu, Anda bisa mendapatkan Bitcoin dengan harga murah. Sebagai contoh, ketika awal pekan atau Bitcoin mencapai garis support atau harga terendah. Selain itu, harga Bitcoin juga bisa terpengaruh oleh tokoh atau influencer ternama.

Kondisi tersebut membuat Anda harus jeli membaca kondisi pasar dan mencari informasi terkini terkait Bitcoin.

Dengan demikian, Anda dapat membeli Bitcoin ketika harga murah dan kembali menjualnya ketika harga lebih tinggi.

3. Investasi secara konsisten

Anda bisa menabung Bitcoin dalam jumlah sedikit demi sedikit, tapi rutin. Dalam dunia investasi, strategi ini disebut dengan dollar-cost averaging (DCA).

Jika mengincar keuntungan jangka panjang dan tidak memiliki banyak waktu untuk memantau harga pasar, Anda bisa menerapkan strategi DCA. Artinya, Anda bisa menabung Bitcoin secara rutin dan konsisten meskipun dalam jumlah sedikit.

Dengan begitu, Anda akan mendapat harga rata-rata yang tak terpengaruh oleh harga tinggi ataupun rendah.

(Baca juga: Mengapa Bitcoin Bernilai Tinggi?)

Untuk mempermudah investasi Bitcoin secara rutin, Anda bisa menggunakan aplikasi digital Luno Indonesia. Dengan fitur Repeat Buy, Anda bisa mengatur pembelian Bitcoin secara otomatis.

Selain itu, Anda juga bisa memantau pergerakan harga Bitcoin dan mendapatkan informasi terkini melalui aplikasi tersebut.

Tak hanya Bitcoin, Anda juga bisa mengakses mata uang kripto lain, seperti Ethereum, Ripple, dan Litecoin di Luno Indonesia. Anda bisa mendapatkan kripto secara instan tanpa biaya tersembunyi.

Untuk bisa mengakses layanan tersebut, Anda hanya perlu membayar biaya layanan sebesar 0,75 persen. Modal yang diperlukan untuk mulai berinvestasi pun terbilang kecil, yakni sebesar Rp 25.000.

Lewat Luno Indonesia, calon investor dapat berinvestasi dengan aman, legal, dan mudah. Pasalnya, aplikasi ini telah diawasi Bappebti.

Untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai Luno Indonesia, Anda dapat mengunjungi tautan berikut.


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com