Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Merosot akibat Naiknya Imbal Hasil Obligasi AS

Kompas.com - 29/03/2022, 11:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena tekanan kenaikan imbal hasil U.S Treasury 10 tahun atau obligasi pemerintah AS dan kenaikan nilai tukar dollar AS.

Dikutip dari CNBC, Selasa (29/3/2022), harga emas di pasar spot turun 1,2 persen menjadi di level 1.933,12 dollar AS per troy ounce.

Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,7 persen menjadi di level 1.939,80 dollar AS per troy ounce.

Baca juga: Anjlok Rp 14.000, Harga Emas Antam Makin Jauhi Level Rp 1 Juta

Benchmark imbal hasil U.S Treasury 10 tahun mencapai level tertinggi sejak April 2019 pada hari Senin.

Kenaikan itu didukung taruhan pasar kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) akan akan lebih agresif untuk melawan lonjakan inflasi.

Saat ini pasar tengah merespons pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang akan lebih hawkish dalam kebijakan suku bunga ke depan.

Pasar memperkirakan ada peluang kenaikan suku bunga AS 50 basis poin (bps) di Mei 2022, setelah pada bulan ini menaikkan 25 basis menjadi di kisaran 0,25 persen-0,5 persen.

Baca juga: Selama Sepekan Harga Emas Antam Naik Rp 16.000 Jadi Rp 999.000 per Gram

Faktor kenaikan suku bunga AS vs inflasi

Emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai inflasi, tetapi kenaikan suku bunga AS meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil seperti pada instrumen investasi lainnya.

Meski demikian, analis menilai pelemahan emas akan terbatas karena tingginya kekhawatiran akan inflasi.

"Setiap kali kita mengalami tekanan inflasi seperti yang saat ini terjadi, sejarah menunjukkan bahwa pasar logam terutama emas menjadi dicari dan saya menduga itu akan terus terjadi," ujar Analis Senior di Kitco Metals, Jim Wycoff.

Baca juga: Harga Emas Dunia Kembali Menguat ke Level 1.937 Dollar AS, Dipicu Inflasi dan Perang Rusia-Ukraina

Di sisi lain, dampak kenaikan suku bunga acuan AS turut membuat dollar AS menguat 0,4 persen, sehingga membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi yang menggunakan mata uang lainnya.

Selain itu, daya tarik emas sebagai safe-haven juga melemah karena adanya harapan kemajuan dalam pembicaraan damai tatap muka pertama antara Ukraina dan Rusia dalam lebih dari dua minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com