Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Buka Vaksinasi Booster di Stasiun hingga Bandara

Kompas.com - 29/03/2022, 13:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mensyaratkan vaksin booster Covid-19 untuk masyarakat yang ingin mudik lebaran tahun ini tanpa tes antigen maupun PCR.

Bagi masyarakat yang sudah vaksin dosis 1 wajib menunjukkan hasil negatif dari tes PCR sedangkan yang sudah vaksin dosis 2 wajib menunjukkan hasil negatif dari tes antigen.

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyarankan pemerintah untuk menyediakan tempat vaksinasi booster di bandara, pelabuhan, terminal, dan stasiun saat periode mudik Lebaran.

"Karena wajib antigen atau PCR, sebaiknya di setiap simpul transportasi disediakan pula vaksinasi ketiga (booster)," kata dia kepada Kompas.com, Senin (28/3/2022).

Baca juga: Pemerintah Minta Warga Segera Lakukan Vaksinasi Booster Sebelum Mudik Lebaran

Dengan demikian, pemudik dapat memilih akan melakukan tes antigen atau PCR yang mana harus bayar atau vaksin booster secara gratis.

Hal ini tentu akan meringankan pemudik terutama dari kalangan bawah karena tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk tes antigen atau PCR.

Selain itu juga dapat meningkatkan capaian vaksinasi boster yang berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per Senin (28/3/2022) baru mencapai 9,75 persen atau 20.297.770 dosis.

"Karena bisa saja ada pemudik yang belum boleh vaksinasi ketiga," kata dia.

Menurut dia, hal ini sesuai dengan tujuan pemerintah yang mensyaratkan vaksin Covid-19 dan tes antigen atau PCR untuk pemudik, yaitu dengan mengedepankan mudik sehat.

"Makna transportasi tidak hanya menjaga keselamatan, keamanan, kenyamanan, tetapi juga aspek kesehatan saatnya mulai sekarang diterapkan," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, persyaratan mudik yang diminta oleh pemerintah justru mempersulit masyarakat untuk mudik, khususnya masyarakat kalangan bawah.

"Contoh kecilnya saja, Antigen itu buat masyarakat bawah misalnya sekeluarga 5 orang dan harga antigen minimal Rp 60.000, dia mesti keluar uang cuma-cuma Rp 300.000 dan untuk balik mudik kan jadi Rp 600.000. Belum beli tiketnya. Bayangkan itu masyarakat di bawah sudah kejepit, dijepit lagi oleh kebijakan pemerintah," ucap Shafruhan kepada Kompas, Jumat (25/3/2022).

Padahal momen mudik ini sangat ditunggu oleh masyarakat setelah selama 2 tahun belakangan dilarang oleh pemerintah karena pandemi Covid-19.

"Menurut saya lebih baik boleh dilakukan (tes PCR/antigen) asalkan itu gratis. Kalau tidak, kasihan masyarakat kondisi ekonominya lagi terpuruk yang di level bawah. Kalau di level menengah sih tidak ada masalah mereka soal duit," tutur Shafruhan.

Baca juga: Satgas Covid-19: Presiden Izinkan Mudik, yang Belum Booster Segera Booster...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com