Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Kelangkaan, BPH Migas Nilai Hal Ini yang Jadi Penyebab Kendaraan Antre Panjang Buat Solar

Kompas.com - 29/03/2022, 16:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA KOMPAS.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menilai antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi di berbagai daerah bukanlah karena kelangkaan. Lantaran stok solar subsidi secara nasional berada di atas level 20 hari.

Menurut Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas Patuan Alfons Simanjuntak, antrean disebabkan pengendalian distribusi oleh PT Pertamina (Persero) agar kuota solar yang ditetapkan di 2022 cukup hingga akhir tahun. Adapun pemerintah menetapkan kuota solar subsidi di tahun ini sebesar 15,1 juta kiloliter (KL).

"Kelangkaan tidak ada, harus dibedakan kelangkaan dengan antrean. Stok solar cukup," ujarnya kepada Kompas.com, dikutip Selasa (29/3/2022).

Baca juga: Solar Langka, Dirut Pertamina Duga Ada Penyelewangan Perusahaan Sawit dan Tambang

Saat ini penyaluran solar subsidi bahkan sudah melampaui kuota bulanan yang telah ditetapkan. Berdasarkan data Pertamina, per Februari 2022 penyaluran sudah melebihi kuota 10 persen yaitu mencapai 2,49 juta KL dari yang seharusnya 2,27 juta KL.

Oleh sebab itu, Patuan menekankan, pengendalian distribusi memang diperlukan untuk menjaga kuota subsidi solar cukup sampai akhir tahun.

"Saat ini rata-rata distribusi harian solar sudah melebihi dari kuota yang sudah ditetapkan. Kalau ini dibiarkan maka tidak sampai Desember 2022 kuota nasional akan habis, untuk itu PT Pertamina Patra Niaga melakukan pengendalian distribusi," kata dia.

Di sisi lain, Patuan mengakui, bahwa memang ada penurunan kuota yang ditetapkan tahun ini dari tahun sebelumnya. Pada 2021 kuota solar subsidi ditetapkan sekitar 15,8 juta KL, menurun sekitar 14 persen di 2022 dengan ditetapkan sebanyak 15,1 juta KL.

Menurutnya, penyusunan kuota terkait kebutuhan solar bersubsidi telah mempertimbangkan kondisi perekonomian dan tren dari realiasi konsumsi selama empat tahun terakhir.

Baca juga: Sederet Penyebab Kelangkaan Solar Menurut Dirut Pertamina

"Dibanding tahun lalu kuota turun. Penyusunan kebutuhan solar bersubsidi ini didasarkan pada kondisi perekonomian nasional dan juga melihat tren daripada realisasi 4 tahun terkahir," ungkapnya.

Terpisah, Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI mengatakan, permintaan terhadap solar subsidi memang mengalami peningkatan saat ini. Hal itu seiring terjadinya pemulihan pasca Covid-19 yang lebih cepat dari perkiraan sehingga menyebabkan perbaikan kegiatan ekonomi di tahun ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

BSI Dapat Lisensi Beropersi di Dubai, Erick Thohir: Perkuat Bisnis di Timur Tengah

BSI Dapat Lisensi Beropersi di Dubai, Erick Thohir: Perkuat Bisnis di Timur Tengah

Whats New
Gubernur BI Sebut QRIS Bawa Indonesia Selamat dari Krisis

Gubernur BI Sebut QRIS Bawa Indonesia Selamat dari Krisis

Whats New
Rayakan Ulang Tahun, TOTO Indonesia Komitmen pada Penyelesaian Problem Sanitasi Tanah Air

Rayakan Ulang Tahun, TOTO Indonesia Komitmen pada Penyelesaian Problem Sanitasi Tanah Air

Whats New
Sambil Terisak, Menteri Basuki Minta Tukin Pegawainya Naik Jadi 100 Persen

Sambil Terisak, Menteri Basuki Minta Tukin Pegawainya Naik Jadi 100 Persen

Whats New
Kondisi Politik dan Moneter Global Akan Pengaruhi Ekonomi Indonesia 2024

Kondisi Politik dan Moneter Global Akan Pengaruhi Ekonomi Indonesia 2024

Whats New
Mercer Marsh Benefits: Peningkatan Kesejahteraan Karyawan dan Keberlangsungan Bisnis Bisa Berjalan Beriringan

Mercer Marsh Benefits: Peningkatan Kesejahteraan Karyawan dan Keberlangsungan Bisnis Bisa Berjalan Beriringan

BrandzView
Soal Transformasi Digital Sektor Jasa Keuangan, Bos OJK: Berkah atau Kutukan?

Soal Transformasi Digital Sektor Jasa Keuangan, Bos OJK: Berkah atau Kutukan?

Whats New
Human Plus Institute Gelar Indonesia Business Summit 2023

Human Plus Institute Gelar Indonesia Business Summit 2023

Whats New
TikTok Shop Bakal Gabung ke GoTo, Anggota Komisi VI Ingatkan Perlindungan Data Konsumen

TikTok Shop Bakal Gabung ke GoTo, Anggota Komisi VI Ingatkan Perlindungan Data Konsumen

Whats New
Kerugian Kejahatan Siber Tembus 8 Triliun Dollar AS pada 2023

Kerugian Kejahatan Siber Tembus 8 Triliun Dollar AS pada 2023

Whats New
Klaim Asuransi Kesehatan Melonjak, Pengamat: Masih Terpengaruh Pandemi Covid-19

Klaim Asuransi Kesehatan Melonjak, Pengamat: Masih Terpengaruh Pandemi Covid-19

Whats New
IHSG Ditutup Menguat, Sentuh Level 7.080

IHSG Ditutup Menguat, Sentuh Level 7.080

Whats New
5 Tips Jaga Kesehatan Finansial di Akhir Tahun

5 Tips Jaga Kesehatan Finansial di Akhir Tahun

Earn Smart
 Jokowi Singgung Soal Serapan Anggaran Rendah, Ini Kata Sri Mulyani

Jokowi Singgung Soal Serapan Anggaran Rendah, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Asosiasi E-Commerce Minta Penetapan HPP Dikaji Lebih Dalam

Asosiasi E-Commerce Minta Penetapan HPP Dikaji Lebih Dalam

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com