Selain agar lebih teratur, hal itu juga untuk menghindari perilaku impulsif menggunakan dana darurat untuk keperluan sehari-hari.
Bahkan, dana darurat tersebut bisa dipisah lagi berdasarkan tujuannya, yaitu kebutuhan sehari-hari saat kehilangan pekerjaan dan kebutuhan tak terduga seperti perbaikan kendaraan atau rumah.
Saat ini, berbagai bank telah menyediakan tabungan yang dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, sehingga tidak perlu membuka rekening baru. Bisa juga menggunakan layanan keuangan manajer investasi yang menawarkan risiko rendah dan pencairan yang cepat.
Sesuai definisinya, dana darurat adalah uang tunai yang dapat diakses dengan cepat. Kemungkinan besar, rekening tabungan yang digunakan menghasilkan tingkat bunga yang sangat rendah.
Baca juga: Tips agar Disiplin Menyimpan Dana Darurat
Untuk itu, tidak perlu berlebihan dalam mengumpulkan dana darurat atau berhentilah ketika target dana sudah terkumpul.
Sebaliknya, salurkan uang ke pos-pos lain yang diperlukan atau berinvestasi agar uang tersebut menghasilkan uang dengan sendirinya.
Pada prinsipnya, cobalah untuk mengatur uang dengan tenang meski dalam keadaan darurat sekalipun. Pasalnya, ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika mengatur arus kas.
Sebagai contoh, bagaimana jika dana darurat yang dikumpulan tidak cukup? Pilihan yang ada adalah menjual aset atau investasi atau mencari pinjaman.
Ketika menjual aset atau investasi, tujuan keuangan menjadi semakin jauh. Sebaliknya, ketika mengambil pinjaman, arus kas akan semakin ketat karena bunga bersanding dengan cicilan lainnya.
Sebagai alternatif, dengan mempertimbangkan akses dan kemudahan pencairan uang, pinjaman online seperti Kredit Pintar bisa dijadikan penutup dana darurat.
Baca juga: Tips Melakukan Manajemen Keuangan Keluarga pada Akhir Bulan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.