KOMPAS.com - Pasca-fenomena kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng, publik Tanah Air kini ramai memperbincangkan rencana kenaikan harga BBM jenis Pertamax. Wacana ini muncul setelah kenaikan harga minyak dunia akibat krisis di Ukraina.
Baik minyak goreng maupun BBM, adalah dua kebutuhan yang sama-sama menyangkut hajat hidup orang banyak. Apabila di Indonesia kedua komoditas itu tengah jadi polemik, di Malaysia, masyarakatnya relatif adem ayem.
Hal ini disebabkan karena minyak goreng maupun BBM di Negeri Jiran harganya dikendalikan pemerintah melalui subsidi. Pemerintah Malaysia cukup besar menggelontorkan subsidi kepada warga negaranya.
Meski begitu yang perlu dipertimbangkan dalam perbandingan harga kebutuhan pokok, luas wilayah dan kondisi geografis Malaysia berbeda dengan Indonesia.
Baca juga: Ini Penyebab Harga Minyak Goreng di Malaysia Cuma Rp 8.500 Per Kg
Jumlah penduduk Malaysia juga hanya 32 juta jiwa atau masih kalah dengan jumlah penduduk Jawa Tengah, provinsi di Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar ketiga yakni 34 juta jiwa.
Sebagai tolak ukur lainnya, penduduk negeri Jiran juga memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi yakni sebesar Rp 149,25 juta atau hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari PDB per kapita Indonesia saat ini yakni Rp 55,52 juta.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Halehwal Pengguna (KPDNHEP), pemerintah Malaysia menetapkan harga minyak goreng di Malaysia, untuk kemasan sederhana adalah sebesar Ringgit Malaysia (RM) 2,5 atau setara dengan Rp 8.500 (kurs Rp 3.400) per kilogram.
Perlu diketahui, di pasar Malaysia, minyak goreng dijual dalam ukuran kilogram, bukan liter sebagaimana yang dipakai pelaku ritel di Indonesia. Dengan perhitungan masa jenis minyak goreng, maka 1 liter minyak goreng berkisar 0,9 kg.
Baca juga: Apakah Indonesia Pernah Memberikan Utang ke Negara Lain?
Rendahnya harga minyak goreng di Malaysia tak lepas dari subsidi dari pemerintah melalui program Cooking Oil Stabilization Scheme (COSS). Minyak goreng ini dikemas dalam plastik polybag sederhana.
Wakil Menteri KPDNHEP, Datuk Rosol Wahid berkata, dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah tersebut, pedagang masih bisa mendapatkan margin untung.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.