Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitsubishi Power Dorong Penerapan Co-firing Biomassa PLTU Indonesia

Kompas.com - 31/03/2022, 14:47 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mitsubishi Power berminat mempromosikan penerapan co-firing biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia. Oleh sebab itu, perusahaan pun telah mengajukan proposal kebijakan kepada pemerintah.

Anak usaha Mitsubishi Heavy Industries ini pun telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan tim kolaborasi industri-akademisi pada September 2020. Tim ini terdiri dari Mitsubishi Power, PT PLN (Persero) dan dua anak usahanya, PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa-Bali, serta Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca juga: Dukung Target EBT Pemerintah, PLTU Suge Belitung Serap Co-firing Cangkang Sawit

Presiden Mitsubishi Power Indonesia Kazuki Ishikura mengatakan, tujuan energi bersih dalam negeri akan membutuhkan eksplorasi sistematis dari berbagai sumber energi. Biomassa adalah sumber bahan bakar rendah karbon dan terbarukan.

"Sebagai sumber daya terbarukan yang berharga di Indonesia, ini berpotensi dapat menggerakkan transisi energi negara dalam waktu dekat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/3/2022).

Saat ini pemerintah berupaya meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional menjadi 23 persen pada 2025, sebagai bagian dari tujuannya untuk mencapai netralitas karbon di 2060.

Baca juga: PLTU Batu Bara Disetop, Co-Firing Biomassa dan Teknologi CCS Jadi Pilihan

Kazuki menjelaskan, untuk mendukung kebijakan ini, proposal yang dipaparkan menyatakan bahwa mempromosikan co-firing biomassa pada PLTU di Indonesia, merupakan pilihan jangka pendek yang optimal.

Proposal juga menguraikan inisiatif yang diperlukan dan tantangan yang perlu ditangani dalam mempromosikan penggunaan co-firing biomassa.

Proposal ini mengintegrasikan keahlian Grup PLN dalam mengoperasikan berbagai pembangkit listrik tenaga uap di Indonesia dan teknologi co-firing biomassa milik Mitsubishi Power, dan mencerminkan analisis kebijakan lokal serta riset pasar bahan bakar biomassa yang dilakukan di Indonesia di bawah kepemimpinan ITB.

Komponen bahan bakar pelet kayu dan bahan bakar biomassa potensial, yang tersedia dalam jumlah besar dan dapat diperoleh secara stabil dengan biaya yang murah di Indonesia, merupakan bahan bakar yang diusulkan dalam rencana ini.

Selain potensi pengadaan yang stabil, komponen bahan bakar juga diusulkan berdasarkan kesesuaian untuk digunakan pada fasilitas pembangkit yang sudah ada dan pertimbangan pada aspek ekonomi. Sebuah studi rantai pasok (supply chain) juga dilakukan.

Sebagai usulan peningkatan fasilitas, terdapat dua pembangkit yang dipertimbangkan yaitu Pembangkit Listrik Paiton Unit 1 di Jawa Timur dan Pembangkit Listrik Suralaya Unit 2 di Jawa Barat.

Studi pun telah lebih dulu dilakukan pada kedua fasilitas tersebut.

Secara rinci berdasarkan proposal itu,Mitsubishi Power akan melakukan pengujian kemampuan giling (grindability) dan kemudahan untuk terbakar (combustibility) di Pusat Penelitian & Inovasi MHI (Nagasaki) pada bahan bakar biomassa yang dilihat cukup menjanjikan dari segi volume dan komposisi.

Mitsubishi Power akan terus mendukung penerapan co-firing biomassa seraya memastikan penggunaan sumber daya hutan Indonesia yang melimpah dan residu pertanian yang berlebih secara berkelanjutan.

"Ke depan, Mitsubishi Power akan terus bekerja sama erat dengan pemerintah Indonesia dan Jepang, Grup PLN dan ITB untuk mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan dekarbonisasi," pungkas Kazuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com