Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Wirausaha Sosial

Kompas.com - 01/04/2022, 09:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Usahawan sosial tidak berhenti berupaya sebelum masalah yang dihadapi masyarakat terselesaikan.

Kepuasan mereka bukan cuan yang banyak, melainkan berkurangnya beban sekelompok orang.

Seperti yang dicontohkan tadi, hilangnya sampah di saluran irigasi yang melewati kampung adalah tujuan utama warga di kampung itu.

Baca juga: Kota 15 Menit untuk Masyarakat Sehat Jasmani dan Rohani

Bahwa saluran irigasi kemudian dapat dijadikan kolam ikan yang menghasilkan uang, itu adalah bagian dari upaya untuk menjaga kebersihan saluran irigasi untuk seterusnya.

Konsep kewirausahaan sosial digali ilmuwan sejak tahun 1980-an (Wikipedia: Social Entrepreneurship).

Ilmuwan terkenal konsep ini antara lain Charles Leadbeater (The Rise of the Social Entrepreneur, 1997), Gregory Dees (The Meaning of Social Entrepreneurship, 1998), David Bornstein (How to Change the World, 2007), Hartigan dan Elkington (The Power of Unreasonable People, 2008).

Keberadaan kewirausahaan sosial di Indonesia juga tidak luput dari perhatian akademisi, antara lain Bevaola Kusumasari (The Business Model of Social Entrepreneurship in Indonesia, 2015) dan Aida Idris & Rahayu Hijrah Hati (Social Entrepreneurship in Indonesia: Lessons from the Past, 2013).

Contoh kewirausahaan sosial di Indonesia adalah sekolah yang didirikan R.A. Kartini di Jepara untuk kaum perempuan pribumi pada era penjajahan Belanda.

Lembaga-lembaga pendidikan dan rumah sakit yang didirikan oleh Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan yayasan-yayasan berbasis agama lain adalah bentuk kewirausahaan sosial lain dalam skala besar.

Wirausahawan sosial kini semakin banyak bermunculan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan riset swasta memilih 10 wanita di Indonesia sebagai wirausahawan sosial terbaik pada tahun 2016.

Sebuah bank swasta menyelenggarakan program Social Enterprise Bootcamp, untuk mendorong pebisnis muda Indonesia ikut menyelesaikan masalah sosial melalui inovasi bisnis usaha sosial.

Di negara lain, kewirausahaan sosial yang terkenal adalah Grameen Bank, yang didirikan oleh Muhammad Yunus di Bangladesh pada tahun 1974.

Bank ini memberikan pinjaman bernilai kecil tanpa jaminan, yang sebelumnya menjadi kendala besar bagi pengusaha kecil.

Keberhasilan Grameen Bank menginspirasi pendirian bank serupa di banyak negara berkembang.

Muhammad Yunus mendapat hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006 sebagai pengakuan atas upayanya membantu masyarakat miskin khususnya kaum perempuan.

Baca juga: Memajukan UMKM untuk Mengurangi Ketimpangan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com