Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Goreng hingga Cabai Bikin Inflasi Maret Capai 0,66 Persen, Tertinggi sejak Mei 2019

Kompas.com - 01/04/2022, 10:06 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Maret 2022 sebesar 0,66 persen. Dengan begitu, inflasi secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 2,64 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi pada Maret 2022 berasal dari komoditas cabai merah, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan minyak goreng

"Berdasarkan hasil survei yang dilakukan BPS di 90 kota, pada Maret 2022, terjdai inflasi sebesar 0,66 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 108,24 pada Februari 2022 menjadi 108,95 pada Maret 2022. Untuk inflasi tahun kalender maret 2022, menjadi 1,20 persen," ucap Margo dalam konferensi pers, Jumat (1/4/2022).

Baca juga: Indonesia Diprediksi Alami Inflasi Medis hingga 14 Persen pada 2022, Ini Penyebabnya

Margo menjelaskan, dari pemantauan BPS di 90 kota, sebanyak 88 kota mengalami inflasi dan 2 mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke, dengan komoditas penyumbang cabe rawit yang memberikan andil 1,54 persen kmudaian angkutan udara 0,13 persen dan tahu mentah 0,12 persen.

“2 kota yang mengalmai deflasi yaitu Tual dan Kendari, tertinginya di Tual dengan komoditas penyumbang deflasi berasal dari ikan baronang 0,17 persen, kemudian angkutan udara 0,15 persen, dan ikan layang 0,14 persen,” ujar dia.

Margo mengatakan, secara mom Maret 2022 merupakan inflasi tertinggi sejak Mei 2019. Saat itu terjadi inflasi sebesar 0,68 persen. Sementara secara yoy, juga ini merupakan angka tertinggi sejak April 2020, saat itu inflasi tahunan 2,67 persen.

Andil terbesar dari kelompok pengeluaran berasal dari makanan, minuman dan tembakau. Disana andilnya terhdap inflasi Maret 2022 sebesar 0,38 persen, dan terjadi inflasi sebesar 1,47 persen,” ujar Margo.

Penyebab inflasi dari kelompok makanan, berasal dari cabai merah yang menyumbang 0,10 persen. Ini terjadi karena suplai yang terbatas karena adanya pergeseran musim.

Kedua, minyak goreng yang andilnya terhadap inflasi sebesar 0,04. Hal ini terjadi setelah pemerintah mencabut peraturan Menteri Perdagangan terkait dengan penetapan HET.

Selanjutnya, telur ayam ras yang menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen. Ini terjadi karena kenaikan harga pakan ternak.

kemudian, kelompok dengan andil besar terhadap inflasi adalah kelompok pengeluaran, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang andilnya 0,08 persen. Ini terjadi karena kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, 0,07 persen dan juga sewa rumah yang terjadi kenaikan harga dan memberikan andil terhadap inflasi 0,01 persen.

Perawatan pribadi dan jasa lainnya juga memiliki andil 0,07 persen pada inflasi. Kalau dilihat dari komoditasnya, ini terjadi karena terjadinya kenaikan harga emas, dengan andil 0,04 persen.

Inflasi inti secara yoy, 2,37 persen, hal ini merupakan angka tertinggi sejak Mei 2020 dimana pada saat itu terjadi inflasi 2,65 persen.

Baca juga: Ini Strategi Pemerintah Jaga Inflasi Tetap Terkendali di Tahun 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com