Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup Menguat di Akhir Pekan

Kompas.com - 02/04/2022, 08:04 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat pada Jumat (1/4/2022) waktu setempat. Penguatan tersebut ditopang oleh optimisme pasar memasuki kuartal baru, dan menurunnya harga minyak mentah.

S&P 500 naik 0,34 persen menjadi 4.545,86, sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,29 persen menjadi 14.261,5. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 139,92 poin, atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 34.818,27.

Harga patokan AS West Texas Intermediate turun di bawah 100 dollar AS per barel karena pemerintahan Biden berjanji untuk melepaskan lebih banyak cadangan minyak strategis.

Seperti diketahui, harga energi melonjak awal tahun ini karena invasi Rusia ke Ukraina mengganggu pasokan global. Kondisi geopolitik ini menimbulkan kekhawatiran kenaikan harga dan mengacaukan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Update Harga BBM Pertamina, Cek Harga Pertalite hingga Pertamax Turbo

Neil Birrell, kepala investasi di Premier Miton Investors mengatakan, data tenaga kerja juga turun dari ekspektasi yang diharapkan, tetapi tidak seburuk yang dikhawatirkan banyak orang. Lowongan pekerjaan masih diisi dan pertumbuhan upah tetap kuat, yang menunjukkan bahwa ekonomi dalam kondisi yang baik.

“Itulah yang terjadi untuk saat ini. Kuncinya adalah dampak pada pasar kerja dan ekonomi secara luas karena suku bunga melonjak lebih tinggi dan pertumbuhan melambat,” ujar Neil seperti dikutip dari CNBC.

Saham seperti Freeport-McMoRan naik lebih dari 2 persen, dan Newmont naik hampir 4,2 persen. Saham perawatan kesehatan, utilitas dan energi juga menguat, saham Edwards Life Sciences dan Illumina naik lebih dari 4 persen, dan saham Walmart juga naik lebih dari 1 persen.

Keith Lerner, co-CIO dan kepala strategi pasar di Truist Advisory Services mengungkapkan, investor mengabaikan sinyal resesi dari pasar obligasi yang dipicu setelah penutupan bursa di hari sebelumnya.

Baca juga: Mengenal BBM Jenis Baru Pertamina Bernama Solar 51

Sentimen resesi ini terjadi setelah imbal hasil Treasury AS 2 tahun dan 10 tahun terbalik untuk pertama kalinya sejak 2019. Imbal hasil Treasury 10 tahun AS naik lebih dari 4 basis poin di 2,371 persen, dan imbal hasil Treasury AS 2 tahun melonjak 15 basis poin lebih tinggi pada 2,432 persen. Hasil tersebut berbanding terbalik dengan harga dan 1 basis yang sama dengan 0,01 persen.

Bagi beberapa investor, ini adalah sinyal bahwa ekonomi sedang menuju kemungkinan resesi, meskipun kurva imbal hasil terbalik, tidak memprediksi dengan tepat kapan itu akan terjadi, dan sejarah menunjukkan hal tersebut bisa pulih lebih dari satu tahun lagi atau lebih lama.

“Ini adalah peringatan, apakah The Fed akan dapat mengatasi ini dengan benar, dan saya pikir itu kekhawatiran yang valid. Tetapi sebagian besar data dengan sendirinya menunjukkan kurva imbal hasil itu sendiri bukanlah sinyal jual jangka pendek,” kata Keith Lerner, co-CIO dan kepala strategi pasar di Truist Advisory Services.

Sementara itu, saham perbankan mengalami tekanan, seperti Citigroup yang turun 2 persen, Intel melemah hampir 3 persen, dan Advanced Micro Devices kehilangan sekitar 1 persen.

Baca juga: Ini Kriteria Penerima BLT Minyak Goreng Rp 300.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com