Wapres Ajak Perempuan Lahirkan Kreativitas untuk Pembangunan Bangsa

KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengajak kaum perempuan untuk mampu mengambil peran strategis terhadap pembangunan bangsa.

Menurutnya, perempuan dapat secara aktif melalui kontribusi pemikiran, gagasan, dan pandangannya.

Demikian disampaikan Wapres di sela peluncuran buku Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam Ditinjau dari Berbagai Perspektif belum lama ini di Jakarta.

Baca juga: Wapres Maruf Ajak Masyarakat Jabar Manfaatkan Lahan Terbuka dengan Konsep Integrated Farming

“Perempuan harus memberdayakan potensi dan kualitas diri sehingga melahirkan kreativitas, inovasi, pemikiran konstruktif dalam perspektif kesetaraan gender disemua lini kehidupan masyarakat,” ujarnya dalamketerangan resmi, dikutip Minggu (3/4/2022).

Peluncuran buku tersebut berbarengan dengan Rakornas Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga (PRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Ma'ruf Amin yang berkesempatan membuka Rakornas secara virtual mengatakan bahwa tidak ada pembatasan untuk perempuan menjadi pemimpin.

“Dalam perspektif Islam, kedudukan perempuan sama dengan laki-laki di hadapan Allah SWT. Manusia memiliki tugas yang sama, yaitu menjadi khalifah di muka bumi dan menciptakan kemaslahatan,” tandasnya.

Baca juga: Kenapa Istana Presiden dan Wapres di IKN Harus Dipisah?

Adapun Rakornas tersebut bertajuk “Optimalisasi Kepemimpinan Perempuan untuk Kemaslahatan Umat dan Bangsa Menyongsong Masyarakat 5.0”.

Dalam kesempatan yang sama, Komisi PRK MUI menegaskan pentingnya membangun kesadaran perempuan akan pentingnya perempuan pada posisi pengambilan keputusan untuk mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi PRK MUI Siti Marifah. Ia menambahkan, berbicara tentang kepemimpinan perempuan sangat penting untuk meluruskan stigma yang mengatakan agama Islam tidak memberi ruang terhadap kepemimpinan perempuan.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Minta Penimbun Minyak Goreng Ditindak Tegas

Padahal, tokoh perempuan sudah muncul sejak lama seperti Siti Khadijah dan Siti Aisyah maupun generasi setelahnya.

"Jelas bahwa dalam Agama Islam kedudukan perempuan bukanlah subordinat dari laki-laki akan tetapi merupakan mitra yang sejajar dalam menghadapi tantangan kehidupan, karena pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya,” ujarnya.

Ia pun menyampaikan, dalam Islam sangat jelas bahwa kedudukan perempuan bukanlah subordinat dari laki–laki, tetapi merupakan mitra yang sejajar dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Baca juga: Wapres Maaruf Minta Pengusaha Jangan Ekspor Bahan Pangan Pokok