JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) menutup kinerja 2021 secara apik di berbagai bidang.
Perseroan mencatatkan peningkatan kinerja pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 13,91 triliun atau meningkat sebesar 41 persen dari tahun 2020 senilai Rp 9,81 triliun.
Total produksi Pupuk indonesia baik pupuk maupun non pupuk, total mencapai 19,52 juta ton, atau 100,7 persen dari RKAP.
Baca juga: Transformasi Bisnis Bikin Ebitda Pupuk Indonesia Naik 41 Persen Sepanjang 2021
Sementara tingkat efisiensi juga membaik, dimana consumption rate untuk urea adalah sebesar 27,45 MMBTU per ton dan untuk amoniak sebesar 35,51 MMBTUN per ton. Keduanya 99 persen dari RKAP.
Untuk total penjualan, baik pupuk maupun non pupuk, mencapai 14,19 juta ton atau 100,8 persen dari RKAP. Perseroan juga sudah menyalurkan 7,92 juta ton pupuk bersubsidi di tahun 2021.
Baca juga: Rusia Invasi Ukraina, Pupuk Indonesia Pastikan Stok Pupuk Terjaga
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menerapkan strategic house dengan lima pilar strategi guna mewujudkan transformasi di perseroan.
Lima pilar tersebut antara lain fokus pada pelanggan, fokus pada riset dan inovasi, keunggulan operasi dan rantai pasok, optimalisasi dan pengamanan bahan baku serta keberlanjutan perusahaan dan ekonomi sirkular.
Bakir mengatakan bahwa kunci utama keberhasilan transformasi terletak pada program sentralisasi fungsi holding, sekaligus menandai perubahan peran holding dari strategic holding menjadi activist holding.
“Dengan sentralisasi, holding mengambil peran yang lebih aktif di dalam operasional Perusahaan, terutama untuk fungsi-fungsi strategis seperti pemasaran, pengadaan, riset, pengembangan, juga untuk fungsi SDM, IT dan beberapa fungsi lain,” kata Bakir melalui keterangannya, Minggu (3/4/2022).
Baca juga: Pupuk Indonesia Telah Salurkan Lebih dari 1 Juta Ton Pupuk Bersubsidi
Ada sentralisasi pemasaran, distribusi dan layanan ke pelanggan semakin baik
Sentralisasi pemasaran memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan kinerja penjualan, terutama untuk pasar komersil dan retail.
“Dengan sentralisasi pemasaran, tidak ada lagi persaingan antar anak perusahaan. Kami bisa dengan lebih baik mengatur rantai pasok sehingga penjualan dan distribusi lebih optimal”, kata Bakir.
Berkat sentralisasi ini, PT Pupuk Iskandar Muda, pada awal 2021 lalu untuk pertama kalinya bisa melakukan ekspor ke Srilanka. Distribusi pupuk pun menjadi lebih baik karena holding dapat mengatur distribusi antar anak perusahaan.
Melalui sentralisasi ini juga pelayanan terhadap pelanggan menjadi lebih baik karena bisa dilakukan satu pintu. Pelanggan cukup menghubungi Pupuk Indonesia, sudah bisa mendapatkan layanan dan produk yang disediakan oleh seluruh anak perusahaan.
“Selain itu juga memudahkan strategi branding dan promosi produk”, tambah Bakir.