Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Desak Lepas dari Jerat Rentenir berkat Bank Syariah, Kini Raup Omzet hingga Rp 3 Juta Sehari

Kompas.com - 04/04/2022, 06:10 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sambil menerawang Desak Nyoman Yayuk mengenang bagaimana dia sempat terjerat rentenir demi usaha menjual canang atau sesaji untuk keagamaan umat Hindu) dan harus membayar cicilannya tiap hari.

"Saya sempat terkena rentenir, hingga 10 bank keliling saya pinjami. Namun akhirnya justru modal habis karena bayarnya per hari," tutur nasabah BTPS Syariah itu di kios ikan sederhananya di kawasan Kuta Utara, Bali, akhir Maret 2022.

Kini dia sudah berhasil keluar dari jerat rentenir. Bahkan dari usaha menjual ikannya, dia mampu mengantongi omzet hingga Rp 3 juta per hari.

Desak bercerita, semua itu tak lepas peran Endang, sang kakak yang mengajaknya untuk ikut BTPN Syariah. Dari bank dengan prinsip Islam ini, Desak tak hanya mendapatkan kucuran pembiayaan, tetapi juga mendapatkan pendampingan soal usaha hingga pengelolaan uang.

"Saya awalnya takut, tetapi setelah dicoba saya bersyukur sekali," kata wanita berusia 55 tahun ini.

Baca juga: Mahfud MD: Pinjol Ilegal itu Sebenarnya Sama dengan Rentenir

Desak menyebutkan, saat mendapatkan pembiayaan pertama dari BTPN Syariah, dirinya mencoba untuk menjadi distributor sayuran ke villa-villa dan hotel-hotel seputar wilayah Badung.

Namun, kala pandemi Covid-19 datang, Desak memutuskan untuk beralih untuk berjualan ikan basah, mulai dari cumi, kakap merah, barakuda hingga tongkol. Keputusan wanita yang mempunyai 2 puteri ini ternyata tidak salah, usahanya tidak hanya bertahan, omzetnya pun terus meningkat.

"Saya awalnya jual ikan di trotoar, bawa 20 kilogram habis. Sekarang omzet saya Rp 2 juta hingga Rp 3 juta sehari," ucap dia.

Berkat usaha ikan basahnya, dia tak hanya bisa tidur nyenyak terbebas mencicil tiap hari ke rentenir, tetapi juga bisa menyekolahkan kedua puterinya hingga perguruan tinggi. "Anak pertama saya sekarang sedang skripsi, yang kedua sudah semester 4," tutur Desak.

Direktur Keuangan BTPN Syariah Fahmi Ahmad, menyebutkan sebagai bank umum syariah pertama, pihaknya fokus menghimpun dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif sejak tahun 2010,

Untuk Bali, hingga Desember 2021, Bali sudah terhimpun dana pihak ketiga sebesar kurang lebih Rp 62 mliar.

"Semua dana yang terhimpun ini membuat kami mampu membuka akses pembiayaan kepada perempuan keluarga prasejahtera produktif yang ada di pelosok negri dari Aceh hingga di Kupang , dan salah satunya di Bali," kata dia.

Sampai akhir Desember 2021, BTPN Syariah merangkul sekitar 23.000 nasabah pembiayaan yaitu perempuan keluarga prasejahtera produktif di Bali dan sekitarnya. Adapu pembiayaan yang tersalurkan mencapai Rp 60,5 miliar.

Semua pertumbuhan nasabah tersebut adalah upaya dari ketangguhan para bankir pemberdaya kami di lapangan yaitu Community Officer, bankir yang memberikan pemberdayaan dan pelayanan kepada perempuan keluarga prasejahtera produktif. Bersamaan dengan hal tersebut, bank tidak pernah berhenti berinovasi dalam mendampingi nasabah inklusi," paparnya.

Baca juga: Naik, BTPN Syariah Raup Laba Bersih Rp 1,46 Triliun pada 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com