KEBIJAKAN Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) merupakan tahapan penting pada siklus Anggaran Pendapatan dan Belanaja Negara (APBN). KEM-PPKF adalah pokok pembahasan pendahuluan antara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah tentang arah dan postur APBN pada tahun berikutnya.
Untuk KEM-PPKF 2023, pemerintah saat ini sedang menyusunnya secara utuh untuk selanjutkan diajukan ke Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2023 diperkirakan akan berada dalam kisaran 5,3 persen - 5,9 persen, dengan sumber pertumbuhan yang pertama dari sisi pengeluaran yaitu konsumsi (kisaran 5 persen), investasi (6 persen), dan ekspor (kisaran 6 -7 persen). Saat ini KEM-PPKF 2023 masih terus kerjakan oleh pemerintah, sehingga berbagai indikator ekonomi makro dan penjabaran kebijakan fiskal belum diberikan keterangannya secara rinci.
Baca juga: Apa Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter?
Saya menangkap, pemerintah pada tahun depan akan meletakkan topangan permintaan pada ketiga sektor, yakni konsumsi rumah tangga (RT), investasi, dan ekspor sebagai kebijakan penting.
Pada tahun 2021 konsumsi RT berkontribusi pada PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 54,4 persen. Pelajaran dari tahun 2020 dan 2021, pertumbuhan konsumsi RT sangat bergantung pada terkendali tidaknya angka pertumbuhan Covid-19. Saya perkirakan dampak pandemi Covid-19 tidak seserius pada tahun 2020 dan 2021.
Namun begitu kita harus tetap waspada, agar kejadian yang seperti di Tiongkok tidak terulang. Tiongkok sempat merayakan kemenangan melawan Covid-19. Namun kini mereka harus berjibaku kembali mengendalikan Covid-19.
Target pertumbuhan konsumsi RT 5 persen sebagaimana yang dipatok pemerintah pada tahun depan sangat rasional. Karena porsi pertumbuhan konsumsi RT kita selama ini dalam masa normal rata rata di angka 5 persenan.
Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Ditargetkan Berkontribusi 54 Persen terhadap Ekonomi RI 2022
Besar kemungkinan beberapa komoditas pada tahun depan masih cukup tinggi di pasar global. Perang Rusia dan Ukraina yang ikut menyumbang harga komoditas saya perkirakan mulai mengalami de-eskalasi.
Namun permintaan global masih akan berlanjut dalam jumlah besar yang menyebabkan beberapa komoditas harganya masih tinggi. Tingginya beberapa harga komoditas dunia sangat korelatif dengan target kita untuk ekspansi ekspor, dengan meluaskan basis dan tujuan ekspor.
Angka pertumbuhan ekspor kita pada kuartal II 2021 sampai sekarang mengalami hatrick yang luar biasa, bahkan melompat jauh jika dibandingkan prapandemi di tahun 2019. Jika tahun 2019 pertumbuhan ekspor kita sempat minus 1,1 persen pada kuartal III 2019, justru sejak kuartal II sampai IV 2021 ekspor kita melompat dikisaran 29 - 30,95 persen (yoy).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.