JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, masyarakat menghadapi tantangan baru pasca-pandemi Covid-19. Tantangan baru ini juga menyasar bidang ekonomi, yakni kenaikan harga bahan pangan.
Bendahara negara ini menuturkan, kenaikan harga komoditas dirasakan oleh seluruh dunia pasca-pandemi. Lalu diperparah dengan adanya konflik antara Rusia dan Ukraina yang membuat akses dunia terhadap pangan tertentu menjadi terbatas.
Hal tersebut membuat tingkat inflasi global meninggi dan rambatannya sampai ke negara berkembang termasuk Indonesia.
"Kalau dulu tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah pandemi, sekarang tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah kenaikan dari barang-barang tersebut (harga pangan)," ucap dia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/4/2022).
Baca juga: Kabar Gembira, BLT UMKM Rp 600.000 Bakal Dilanjutkan Tahun Ini
Sri Mulyani mengungkapkan, meskipun ada potensi penerimaan negara meningkat karena kenaikan harga komoditas unggulan, masyarakat tetap terkena imbas pada kenaikan harga pangan yang tinggi.
Tercatat, harga batu bara melonjak menjadi 258 dollar AS per ton, minyak mentah dunia Brent di atas 100 dollar AS per barel, dan harga gandum mencapai 1.000 dollar AS.
Kemudian, indeks harga pangan FAO naik ke level 140 poin. Khusus komoditas minyak sayur (vegetable oil), indeksnya meningkat lebih dari 200 poin.
"Itu memberi daya tambah dari sisi penerimaan negara. Namun di sisi lain masyarakat juga akan merasakan rambatan dari inflasi global tersebut yang kemudian perlu diputuskan langkah-langkah untuk menjaga," sebut dia.
Baca juga: Tak Mampu Bayar THR secara Penuh, Perusahaan Diminta Buka Laporan Keuangan
Oleh karena itu kata dia, melejitnya harga pangan dunia tak serta-merta harus diteruskan ke level konsumen. APBN perlu menjadi instrumen untuk merumuskan langkah-langkah kebijakan, termasuk dari sisi subsidi maupun penebalan bantuan sosial.
Selain meningkatkan ketahanan pangan, pembuat kebijakan pun harus memastikan APBN sehat sehingga target konsolidasi fiskal di tahun 2023 tetap terwujud.
"Semua negara sekarang sedang menghadapi situasi yang tidak mudah. Oleh karena itu ketahanan pangan dan ketahanan energi harus ditingkatkan. Menjaga daya beli, menjaga momentum ekonomi, tapi juga menjaga APBN. Ini 3 hal yang sangat penting untuk dilakukan," tandasnya.
Baca juga: Kehabisan Tiket Kereta Api Lebaran? Coba Manfaatkan Fitur Connecting Train
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.