Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Siap-siap, Uni Eropa Pertimbangkan Sanksi Minyak dan Batu Bara ke Rusia

Kompas.com - 05/04/2022, 17:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Harga minyak mentah dunia untuk pengiriman April 2022 dan seterusnya sempat turun 13 persen pada pekan lalu, ketika Presiden AS Joe Biden mengumumkan rekor cadangan minyak negaranya. Sentimen itu diperkuat lagi dengan komitmen dari Badan Energi Internasional untuk optimalisasi pemanfaatan cadangan minyak. 

Seturut invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak mentah dunia sempat menembus harga 139 dollar AS per barrel di pasar Brent, yang itu merupakan harga tertinggi sejak 2008. 

Aramco, produsen minyak dari Arab Saudi, dalam dokumen yang dilihat oleh Reuters, telah mematok kenaikan harga juga untuk pengiriman minyak pada Mei 2022 ke pasar Asia. 

"Itu menunjukkan permintaan minyak masih sangat kuat. Melakukan (sanksi minyak) itu akan menguras pasokan minyak dari Amerika Serikat dan membuat pasokan lebih ketat," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group, seperti dikutip Reuters.

Perkembangan situasi di Ukraina ini sampai membuka pembicaraan lanjutan untuk mencabut sanksi minyak untuk Iran. Sebelumnya, Iran terkena sanksi minyak terkait tuduhan pengembangan teknologi nuklir untuk persenjataan. 

Bersamaan, setelah konflik horisontal tujuh tahun, Yaman memberlakukan dua bulan gencatatan senjata. Perkembangan ini diyakini membantu mengurangi ancaman pasokan minyak di kawasan Timur Tengah.

Konflik di Yaman melibatkan koalisi pimpinan Arab Saudi dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran. Selama konflik, fasilitas minyak Arab Saudi merupakan salah satu sasaran serangan kelompok Houthi. 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com