Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Program Kartu Prakerja, Status Pengangguran Turun dari 56 Persen Jadi 39,8 Persen

Kompas.com - 05/04/2022, 17:50 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari memaparkan, berdasarkan survei Cyrus Network bahwa 93 persen penerima Kartu Prakerja menyatakan bahwa pelatihan yang diikuti mendorong kewirausahaan.

Sementara itu, 98 peserta Prakerja mengaku pelatihan yang diambil meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan soft skill. Selain itu, juga ada penurunan angka status pengangguran dari 56 persen menjadi 39,8 persen setelah mengikuti program. Hal ini dia paparkan dalam acara Pekan Milenial Naik Kelas, di Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Denni Purbasari juga menekankan fenomena Gig Economy yang melanda kaum muda Indonesia. Saat ini, angkatan kerja kita lebih menyukai bekerja sebagai karyawan kontrak jangka pendek atau pekerja lepas (freelancer) daripada menjadi karyawan tetap yang mengabdi selama puluhan tahun di sebuah tempat.

Baca juga: Tarik Tunai Insentif Program Kartu Prakerja Kini Bisa Dilakukan di BCA

"Milenial dan Gen Z menyukai peluang karir di era Gig Economy karena survei membuktikan hal ini menjadi sumber pendapatan tambahan bagi mereka, walaupun waktu bekerjanya tak terprediksi. Pekerjaan seperti ini membutuhkan kreativitas, independensi dan disiplin tingkat tinggi," katanya dalam siaran pers.

Dari fenomena ini kemudian lahirlah profesi yang kini banyak diminati anak muda, seperti vlogger dan video creator, fotografer makanan, citizen journalism, programmer, standup comedian.

"Kartu Prakerja menjadi pintu bagi anak muda untuk mendapatkan skill yang dibutuhkan dan mengetahui peluang kerja yang tersedia secara cepat," ucap dia.

Dia menggarisbawahi bahwa kesempatan dalam hidup tidak datang begitu saja, karena itu kesempatan harus dikejar dengan baik. Hingga saat ini total penerima manfaat Program Kartu Prakerja telah mencapai 11,4 juta orang.

"Jumlah ini pun masih akan terus bertambah dengan dibukanya kembali Program Kartu Prakerja pada tahun ini," sebut Denni.

Baca juga: Mau Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 25? Coba Lakukan Langkah-langkah Ini

Denni bilang, sedikitnya ada tiga keunggulan Program Kartu Prakerja. Pertama, program ini merupakan startup pertama yang dimiliki pemerintah, juga sebagai program pertama yang menggunakan teknologi berbasis cloud computing.

Kedua, Prakerja berjalan 100 persen secara digital. Program ini berlangsung dengan paperless, tidak pakai antre, tidak ada intermediary, dan bersifat on-demand.

Ketiga, Prakerja memberikan kepercayaan, memberikan otonomi kepada peserta untuk memilih, baik jenis pelatihan, maupun juga mitra pembayaran yang diinginkan.

"Selain itu, Kartu Prakerja merupakan sebuah ekosistem untuk para pencari kerja dan menghubungkan dengan industri yang membutuhkan tenaga kerja," tambahnya.

Oleh karena itu, Kartu Prakerja pun berkolaborasi dengan empat job portal besar di Indonesia, yaitu Jobstreet, Topkarir, Karir.com, dan Jobs.id. Deputi Kepala Staf Kepresidenan 2015-2020 itu mengatakan, di balik desain Program Kartu Prakerja tersebut, 70 persen dari tim Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja berasal dari kalangan milenial.

"Tim saya kurang dari 120 orang, ngurusin 11,4 juta peserta Prakerja, dengan 70 persen dari tim di Manajemen Prakerja adalah milenial. Jadi, kenapa kami menciptakan produk fit dengan milenial, tidak ribet, dan transparan, karena teman-teman di Manajemen Prakerja mayoritas adalah milenial," katanya.

Baca juga: Simak Lagi, Cara Login dan Daftar Kartu Prakerja Gelombang 25

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com