Oleh: Vinez Tania, Dr. Ir. Rita Markus Idulfilatri, M.Psi.T dan Dhindayanti Putri, M.Psi., Psikolog
SEMENJAK Pandemi COVID-19 lalu, hampir seluruh pekerjaan-pekerjaan kantoran banyak yang mulai dilakukan secara daring.
Mulai dari rapat, koordinasi, pembuatan surat, bahkan presentasi sudah dapat dilakukan secara daring.
Seluruh bidang pekerjaan hampir semua sudah dapat dilakukan dengan jarak jauh, salah satunya adalah proses rekrutmen dan seleksi.
Proses rekrutmen dan seleksi sebenarnya beragam dan berbeda pada masing-masing perusahaan.
Dimulai dari proses job posting, approaching candidates, sourcing resume, melakukan wawancara, bahkan tidak jarang perusahaan ada yang melakukan Focus Group Discussion (FGD), yang akan kita bahas dalam artikel ini.
Proses rekrutmen dan seleksi tersebut mulai beralih dilakukan secara daring, termasuk FGD, yang disebut juga Online Focus Group Discussion (OFGD).
Namun sebelum lebih dalam membahas OFGD, mari kita cari tahu terlebih dahulu apa FGD.
FGD adalah proses pengumpulan data yang sistematis menggunakan diskusi kelompok interaktif dengan diberikannya permasalahan tertentu (Balasubramaniam, 2019; Yulianti & Sulistyawati, 2021).
Sesuai dengan namanya, FGD dilakukan secara berkelompok, dengan jumlah antara 3-5 orang. Umumnya terdapat panelis yang akan membacakan suatu kasus, menilai diskusi dan menghitung waktu diskusi.
Kasus yang diberikan cukup beragam, disesuaikan dengan topik yang berkaitan dengan jabatan.
Contohnya ketika melakukan FGD untuk merekrut Management Trainee, akan diberikan contoh kasus yang berkaitan dengan strategi peningkatan penjualan dalam lingkungan remote di Indonesia.
Prosedur pelaksanaan OFGD tentunya serupa dengan FGD pada umumnya, yang membedakan hanyalah dilakukan secara daring.
Dalam OFGD sebenarnya terdapat beberapa poin penilaian berbeda yang diambil oleh beberapa perusahaan.
Namun berikut ini merupakan poin-poin penilaian secara umum: (I) Kemampuan berpikir kritis dan penyelesaian masalah, (2) Kemampuan komunikasi, (3) Kemampuan kreativitas dan inovasi, dan (4) kemampuan berempati dan kolaborasi.