Wawancara pada umumnya hanya fokus pada diri, pengalaman, dan pencapaian kandidat, sehingga terkadang sulit untuk melihat seberapa kreatif kandidat tersebut.
Dengan OFGD dan contoh kasus yang diberikan saat itu juga, tentunya kita dapat melihat apakah kandidat dapat langsung memberikan ide-ide yang orisinil, atau cenderung hanya mengikuti dan menyetujui saja ide-ide yang diberikan oleh anggota lainnya.
Terakhir, kemampuan berempati dan kolaborasi. Dalam organisasi kita akan bekerja sama dengan berbagai macam orang dari berbagai macam divisi. Maka kemampuan untuk bekerja bersama orang lain sangatlah penting.
Selain itu, menurut Konte (2018), empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami perasaan dan keadaan orang lain, dalam organisasi empati ditemukan ketika seseorang bisa melihat ide dari perspektif orang lain.
Kedua hal ini secara tidak langsung berkaitan. Ketika kita bisa melihat ide dan perspektif orang lain, kita akan lebih mudah untuk melakukan kolaborasi.
Kolaborasi ini juga sangat berpengaruh dalam organisasi, tindakan yang dilakukan dalam kelompok akan jauh lebih kuat dampaknya dibandingkan secara individu (Salas et al., 2018).
Untuk poin penilaian empati dan kolaborasi akan sulit dinilai ketika hanya melalui wawancara, sehingga proses OFGD menjadi metode yang tepat untuk mengetahui kemampuan empati dan kolaborasi individu.
OFGD memang memiliki banyak keunggulan, terbukti dalam poin penilaian yang disebutkan sebelumnya, walaupun dilaksanakan secara daring, poin yang dibutuhkan tetap dapat dinilai.
Namun dibalik keunggulan tersebut tentunya OFGD yang digunakan dalam proses perekrutan tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya wawancara di akhir.
Jadi dalam proses perekrutan walaupun sudah melakukan OFGD tetap perlu didukung oleh proses wawancara.
Jadi apakah efektif atau tidak, dapat ditentukan oleh masing-masing recruiter dengan menyesuaikan antara poin penilaian dan kompetensi kandidat yang dibutuhkan.
*Vinez Tania, Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
*Dr. Ir. Rita Markus Idulfilatri, M.Psi.T., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
*Dhindayanti Putri, M.Psi., Psikolog, Pendamping Magang Industri Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara