JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L Tobing mengapresiasi inisiatif OVO dan Bareksa dalam mengedukasi masyarakat melalui forum diskusi mengenai berinvestasi dengan tepat. Peran serta industri dalam edukasi masyarakat diperlukan agar masyarakat tidak terjebak dalam investasi bodong.
Tongam memaparkan tiga faktor utama yang menyebabkan masyarakat terjerat dalam investasi bodong. Faktor pertama, sifat alami manusia yang ingin cepat kaya dan biasanya mudah tertipu dengan gaya hidup yang dipamerkan di platform media sosial atas hasil investasi.
"Faktor kedua, banyak masyarakat yang sudah mengetahui risiko dan kerugian tapi masih tetap nekat untuk berinvestasi legal dengan pikiran untuk meraih keuntungan daripada tidak sama sekali. Terakhir, faktor yang ketiga dimana masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat atas investasi dan perkembangan teknologi digital yang masif telah memberikan peluang bagi para investasi bodong," kata dia melalui keterangan tertulis, Rabu (6/4/2022).
Baca juga: Total Kerugian akibat Investasi Bodong Capai Rp 117,5 Triliun, Bisakah Uangnya Kembali?
Lebih lanjut kata Tongam, Satgas Waspada Investasi telah menutup 21 platform investasi ilegal sepanjang tahun 2022, dimana belakangan ini modus yang digunakan adalah binary option, robot trading, hingga pencatutan nama entitas resmi melalui media sosial seperti Telegram.
Dalam kurun waktu 2011-2022, Satgas Waspada Investasi mencatat nilai kerugian masyarakat kurang lebih mencapai Rp 117,5 triliun dikarenakan adanya investasi bodong.
Upaya mencegah terulangnya kasus penipuan tersebut, ia meminta masyarakat untuk memastikan kembali pihak yang menawarkan investasi tersebut telah memiliki perizinan dari otoritas yang berwenang sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan serta memiliki izin dalam menawarkan produk investasi dan tercatat sebagai mitra pemasar sebelum berinvestasi.
"Jika ada penawaran investasi, lakukan pengecekan 2L yakni legal dan logis. Legal artinya tanyakan izinnya dan logis artinya pahami rasionalitas imbal hasilnya," sarannya.
Baca juga: Ini 6 Aplikasi Investasi Bodong yang Berasil Terungkap Sepanjang 2022
Perencana Keuangan Annisa Steviani membeberkan tips sebagai langkah awal jika ingin berinvestasi. Sebelum memulai investasi, menurutnya masyarakat perlu menetapkan terlebih dahulu tujuan investasi tersebut untuk apa. Setelah itu, baru memperkiraan jumlah dana investasi dengan mengukur profil risiko, sambil memperkaya ilmu mengenai literasi keuangan.
"Jika sudah mengetahui alokasi dana dan profil risiko, kita juga perlu konsisten agar tercapai tujuan investasi tersebut. Investasi reksa dana menjadi salah satu opsi tabungan dana darurat yang cukup baik untuk investor pemula. Apalagi fitur pencairan instan yang ada pada OVO | Invest, tentunya dapat memudahkan masyarakat jika membutuhkan dana ataupun bertransaksi langsung di aplikasi OVO," kata dia.
Presiden Direktur OVO & Co-Founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra menuturkan, melalui webinar tersebut ingin mendorong masyarakat agar memahami pentingnya investasi termasuk cara memilih produk dan layanan keuangan yang aman dan patuh terhadap regulasi serta perizinan yang telah ditetapkan pemerintah.
Untuk itu, seluruh kerja sama OVO dengan mitra dilakukan melalui uji kelayakan dari berbagai aspek termasuk aspek legal yang utama. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal telah mencapai hampir 8,1 juta investor per akhir Februari 2022.
Mayoritas investor tersebut merupakan generasi milenial yang hanya mengutamakan hasil return cepat yang ditawarkan tanpa memperhatikan potensi risiko yang akan dihadapi, mulai dari kerugian, menurunnya nilai pasar, bahkan terjerat kasus penipuan investasi ilegal. Menyikapi situasi tersebut, baru-baru ini OVO berkolaborasi dengan Bareksa menghadirkan OVO Invest sebagai wujud nyata membuka akses layanan keuangan bagi masyarakat.
"Layanan ini menggarisbawahi komitmen kami untuk memberikan akses yang terjangkau, terpercaya, dan nyaman bagi masyarakat dalam mengelola investasi, terutama bagi para investor pemula yang ingin memulai berinvestasi. Dengan modal terjangkau mulai dari Rp 10.000, masyarakat sudah dapat berinvestasi, dan kami menyediakan fitur pencairan instan menjadi OVO Cash, yang semakin mempermudah para investor," ujarnya.
Baca juga: Kenali Ciri-ciri Investasi Bodong Berkedok Pialang Berjangka Komoditi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.