Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Tes Covid-19 Sumbang 16 Persen ke Pendapatan Prodia Selama 2021

Kompas.com - 07/04/2022, 17:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatat layanan tes Covid-19 menyumbang 16 persen ke pendapatan perseroan selama 2021.

Perusahaan yang bergerak di bidang laboratorium kesehatan ini menyediakan layanan kesehatan berupa tes Antigen dan RT-PCR selama pandemi Covid-19.

Direktur Bisnis dan Pemasaran Prodia Widyahusada, Indriyanti Rafi Sukmawati mengatakan, total pendapatan perusahaan dari test Covid-19 ini mencapai Rp 425,3 juta selama 2021.

"Untuk performance Januari-Desember 2021 terkait dengan berapa persen sebetulnya pendapatan kami dari Covid-19 related testing karena dampak dari pandemi itu sekitar 16 persen dari total revenue," ujar Indriyanti dalam Paparan Publik Tahunan 2022 secara virtual, Kamis (7/4/2022).

Baca juga: Laba Bersih Prodia 2021 Meroket 131,3 Persen, Ini Pendongkraknya

Dia mengatakan, menurunnya kasus Covid-19 saat ini akan berpengaruh pada sumber pendapatan perusahaan. Pasalnya, sejak kuartal VI 2021 hal ini sudah dirasakan oleh perusahaan.

Oleh karenanya, sejak tahun lalu Prodia tidak hanya berfokus pada pemeriksaan Covid-19 saja tetapi juga menfokuskan bisnis di pemeriksaan nonCovid-19.

"Karena kita percaya sekali bahwa pemerintah di tahun 2021 itu akan menyukseskan terkait dengan vaksinasi dan 2022 pun ketika kami melakukan perencanaan, kami akan fokus melakukan pemeriksaan non-Covid," tegasnya.

Baca juga: Siap-siap, Prodia Bakal Bagikan Dividen Rp 372,97 Miliar

Direktur Utama Prodia Widyahusada, Dewi Muliaty menambahkan, Prodia memiliki strategis bisnis besar untuk ke depannya sehingga dapat fleksibel mengikuti perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Pasalnya, kondisi kesehatan nasional saat ini tidak dapat diprediksi karena terus berubah setiap saat sehingga perusahaan tidak ingin hanya bertumpu pada satu sumber pendapatan.

"Jadi tidak bisa hanya satu skenario tetapi harus ada beberapa skenario baik financial model maupun bisnis strategi. Jadi yang kita lakukan kita punya strategic planning besar bukan hanya tahun ini tapi paling tidak 5 tahun ke depan yang tetap harus ditinjau setiap kali bahkan setiap bulan atau bahkan minggu," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com