Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup Hijau, Saham-saham Retail dan Produk Kesehatan Menguat

Kompas.com - 08/04/2022, 07:15 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat pada akhir sesi perdagangan Kamis (7/4/2022). Kenaikan indeks terjadi setelah ditopang oleh optimisme investor terkait rencana terbaru Federal Reserve untuk memperketat kebijakan moneter dan memerangi kenaikan inflasi.

Dow Jones Industrial Average naik 87,06 poin, atau 0,25 persen, menjadi 34.583,57 setelah turun sebanyak 300 poin di awal sesi. S&P 500 naik 0,43 persen menjadi 4.500,21, dan Nasdaq Composite naik tipis 0,06 persen menjadi 13.897,30 setelah dua hari berturut-turut turun.

Mengutip CNBC, saham – saham yang berkaitan dengan kebutuhan pokok konsumen dan perawatan kesehatan memimpin kenaikan. Costco menguat hampir 4 persen, sementara Pfizer melonjak 4,3 persen, dilanjutkan oleh Walmart, Merck, UnitedHealth Group dan Procter & Gamble.

Baca juga: Rencana Pengetatan Moneter oleh The Fed Dorong Pelemahan Wall Street

Constellation Brands dan Lamb Weston Holdings masing-masing melonjak 4,6 persen dan hampir 8 persen, setelah merilis laporan pendapatan.

Saham–saham teknologi seperti Tesla naik 1,1 persen, sementara Twitter turun 5,4 persen. Saham HP Inc melonjak sekitar 15 persen, setelah Warren Buffett bos Berkshire Hathaway mengumumkan kepemilikan sahamnya.

"Pergerakan itu tidak mengejutkan. Pasar saat ini mencoba memahami penilaian apa yang seharusnya ada di lingkungan suku bunga yang lebih tinggi. Setiap berita ekonomi yang keluar mengubah ekspektasi ke depan pada margin dan pasar perlu mengetahuinya,” kata Timothy Lesko, penasihat kekayaan senior di Mariner Wealth Advisors.

Baca juga: Sentimen Resesi Bikin Wall Street Merah, Saham-saham Teknologi Rontok

Risalah pertemuan The Fed

Sebelumnya, The Fed merilis risalah dari pertemuan Maret pada hari Rabu, yang menunjukkan bahwa para pejabat berencana untuk mengurangi triliunan kepemilikan obligasi mereka dengan jumlah konsensus sekitar 95 miliar dollar AS. Sementara itu, para pembuat kebijakan mengindikasikan, satu atau lebih kenaikan suku bunga 50 basis poin dapat dijamin untuk memerangi lonjakan inflasi.

"Risalah dari pertemuan FOMC terbaru menggambarkan tingkat urgensi yang lebih tinggi daripada komunikasi sebelumnya karena The Fed berkomitmen untuk menurunkan neraca lebih cepat dari yang diperkirakan pelaku pasar," kata Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior di Allianz Investment.

Secara umum, para pejabat setuju untuk mengurangi maksimal 60 miliar dollar AS dalam Treasurys dan 35 miliar dollar AS dalam bentuk sekuritas berbasis hipotek. Kebijakan ini rencananya bergulir secara bertahap dalam lebih dari tiga bulan dan kemungkinan dimulai pada bulan Mei.

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com