Berikut fakta-fakta seputar Kereta Cepat Jakarta-Bandung:
1. Investor
KCJB merupakan proyek dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang memperoleh penyertaan modal negara (PMN) sejumlah Rp3,4 triliun. PNM tersebut digunakan untuk pembayaran base equity capital atau kewajiban modal dasar dari konsorsium.
KCIC juga mendapatkan komitmen pendanaan dari China Development Bank (CDB) diperkirakan sekitar 4,55 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 65,4 triliun (Kurs Rp 14.362 per dollar AS). Adapun 75 persen dari nilai proyek KCJB dibiayai oleh China Development, sementara itu sisanya 25 persen dibiayai melalui ekuitas konsorsium.
Dari 25 persen ekuitas, sebesar 60 persen pendanaannya berasal dari konsorsium Indonesia yang merupakan pemegang saham mayoritas. Ini berarti pendanaan dari konsorsium Indonesia sekitar 15 persen dari nilai proyek, sisanya 85 persen dibiayai dari ekuitas, serta pinjaman China.
2. Sempat Molor
Pembangunan KCJB juga sempat mengalami kendala. Hal ini terjadi karena adanya longsor, dengan letak geografis yang harus melewati kondisi tanah lempung (clay shale). Atas kendala tersebut, progres pembangunan KCJB sempat molor beberapa bulan.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pihaknya terus mendorong percepatan pengerjaan KCJB yang sempat tertunda, utamanya di Tunnel 6.
"Karena adanya permasalahan longsor kemarin, jadi kita agak sempat tertunda sekitar 5-6 bulan. Kita bakal coba dipepet-pepetin langsung, kalau bisa ya 10 bulan dari sekarang sudah trial," kata Luhut.
3. Presidensi G20
Luhut juga mengatakan, proyek KCJB ditargetkan akan rampung dan memulai uji coba pada November 2022 ini saat presidensi G20. Dia juga mengatakan, uji coba ini dijadwalajan akan menghadirkan Presiden China Xi Jinping, untuk mencoba perdana kereta cepat ini bersama Presiden RI Jokowi.
"Mudah-mudahan Presiden Xi Jinping, dan Presiden Jokowi juga ada di Bali (saat Presidensi G20). Beberapa proyek besar kita dengan China juga akan kita coba resmikan pakai Zoom," kata Luhut beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.