Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju Jelang Akhir Pekan, Rupiah Melemah

Kompas.com - 08/04/2022, 09:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (8/4/2022). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.06 WIB, IHSG berada pada level 7.165,75 atau naik 38,38 poin (0,54 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.127,36.

Sebanyak 243 saham melaju di zona hijau dan 122 saham di zona merah. Sedangkan 200 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 807 miliar dengan volume 1,2 juta miliar saham.

Baca juga: IHSG Masih Dalam Tren Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia merah dengan penurunan Nikkei 0,39 persen, Hang Seng Hong Kong 0,91 persen, Shanghai Komposit 0,4 dan Strait Times 0,4 persen.

Wall Street pagi ini hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,2 persen, S&P 500 naik 0,4 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 0,06 persen.

Baca juga: Dana Asing Terus “Banjiri” Pasar Modal Tanah Air, IHSG Berpeluang Sentuh Level 7.600 Tahun Ini

Sebelumnya, Analis Panin Sekuritas William Hartanto yang menjelaskan, hari ini IHSG masih berpeluang menguat setelah berhasil membentuk level support pada posisi 7.100.

“IHSG telah menyelesaikan pembentukkan support pada level 7.100 dan masih ditopang net buy investor asing membuka peluang penguatan lanjutan untuk mencapai resistance 7.150,” kata William dalam rekomendasinya.

Baca juga: IHSG Bakal Tembus Level Psikologis 7.100? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.379 per dollar AS, atau turun 17 poin (0,12 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.362 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif masih akan memberikan tekanan ke rupiah hari ini.

Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun masih di dekat level tertinggi dalam 3 tahun di kisaran 2,6 persen yang mengindikasikan ekspektasi pasar meninggi terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif. Ekspektasi ini mendorong penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya.

"Nilai tukar rupiah tertekan terhadap dollar AS hari ini. Namun karena harga minyak mentah dunia yang mulai menurun bisa membantu meredakan kekhawatiran pasar terhadap inflasi, dan ini bisa menjadi sentimen positif untuk aset berisiko termasuk rupiah," ujar Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.380 per dollar AS sampai dengan Rp 14.340 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com