Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Semakin Tergerus

Kompas.com - 08/04/2022, 10:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak dunia semakin tergerus pada akhir perdagangan Kamis waktu AS (Jumat pagi). Hal ini didorong keputusan negara-negara konsumen yang akan melepaskan cadangan minyak, serta kebijakan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) yang hawkish.

Mengutip Bloomberg, Jumat (8/4/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 49 sen atau 0,5 persen menjadi di level 100,58 dollar AS per barrel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 20 sen atau 0,6 persen ke level 96,03 dollar AS per barrel.

Pada akhir perdagangan Rabu harga minyak dunia sudah anjlok lebih dari 5 persen setelah negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) akan melepaskan 120 juta barrel minyak dari cadangan strategis, termasuk 60 juta cadangan minyak dari AS.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok ke Bawah 100 Dollar AS, Ini Sebabnya

AS berencana lepas cadangan strategis

Komitmen tersebut merupakan bagian dari rencana AS untuk melepaskan 1 juta barrel per hari selama 6 bulan ke depan dengan total kasar 180 juta barrel.

Keputusan pelepasan cadangan minyak AS masih menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan harga minyak hari ini.

Selain terkait kondisi pasokan minyak global, para pelaku pasar juga menilai konsekuensi dari kebijakan The Fed yang hawkish, di mana ada sinyal kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan depan guna mengatasi inflasi yang tinggi.

Sebelumnya, The Fed juga sudah menaikkan suku bunga 25 bps pada Maret lalu. Kenaikan suku bunga acuan The Fed yang agresif membuat dollar AS pun menguat, sehingga harga komoditas menjadi mahal bagi pemegang mata uang lain dan mengurangi minat investor.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun karena Kekhawatiran Naiknya Kasus Covid-19

Kasus Covid-19 di China

Pasar minyak mentah dunia telah mengalami volatilitas yang intens selama enam minggu terakhir setelah invansi Rusia ke Ukraina.

Perang kedua negara membuat harga minyak melonjak karena kekhawatiran pasokan yang semakin ketat di global, serta kekhawatiran dampak sanksi lanjutan yang akan diberikan AS dan sekutunya terhadap Rusia.

Namun akhir-akhir ini tren harga minyak dunia mulai menurun menyusul rencana AS melepas cadangan strategis, serta dipengaruhi ekspektasi bahwa permintaan di China akan turun karena peningkatan kasus Covid-19 yang mendorong lockdown di sejumlah kota, termasuk Shanghai.

 

Belum ada yang gantikan pasokan minyak Rusia

Kendati demikian, Analis Ekuitas Energi di CFRA Research, Stewart Glickman menilai, meski terjadi penurunan harga baru-baru ini tetapi gambaran fundamental masih menunjukkan pasokan minyak global yang ketat. Lantaran, belum ada yang mampu menggantikan pasokan minyak dari Rusia.

“Ketidakmampuan untuk mengganti minyak Rusia benar-benar membebani pasar. (Pelepasan cadangan minyak) adalah obat jangka pendek yang coba diterapkan oleh IEA dan AS pada situasi permasalahan yang dapat bertahan untuk waktu yang sangat lama,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Rusia merupakan pengekspor minyak mentah terbesar ke-2 di dunia dengan kontribusi 7 persen dari total minyak global. Sanksi energi akan menggangu perdagangan minyak Rusia sekitar 4-5 juta barrel per hari di pasar global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com