Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusuf Mansur: Penggalang Sedekah, Manajer Investasi, Influencer Saham

Kompas.com - Diperbarui 09/04/2022, 09:48 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Ustaz kondang, Jam’an Nurchotib Mansur atau yang lebih dikenal dengan Yusuf Mansur, tengah menjadi perhatian publik usai video curhatannya alias curahan hati yang tengah kesulitan mengumpulkan dana sebanyak Rp 1 triliun untuk Paytren beredar di media sosial pada beberapa hari terakhir.

Dalam video tersebut, Yusuf Mansur mengaku sudah melakukan berbagai cara mengumpulkan dana tersebut. Nantinya, dana itu akan digunakan untuk membenahi bisnis aset manajemennya yang kini tengah digugat sejumlah pihak.

"Katanya ah Mansur, saham, saham, saham, saham, jangan saham, Paytren lo urusin, emang kita lagi ngurusin ape? Emang kita ngurusin saham itu ngurusin apa? Emang kita masuk perusahaan sana, perusahaan sini, menyebut ini, menyebut itu, emang buat siapa?" ungkap Yusuf Mansur melalui video yang beredar, dikutip Sabtu (9/4/2022).

Bahkan, selain bicara dengan nada tinggi dan berapi-api, Yusuf Mansur juga tampak menggebrak meja. Dalam berbagai pemberitaan, ustaz kondang ini tengah sibuk bolak-balik ke sidang pengadilan untuk menghadapi sederet gugatan para mantan investornya.

Baca juga: Apa Itu Paytren yang Bikin Yusuf Mansur Mencak-mencak di Video?

Berbeda dengan penceramah kondang lain, Yusuf Mansur Mansur dikenal tak hanya piawai di atas mimbar masjid, namun juga terbilang sukses menggalang dana ummat, baik sebagai investasi maupun sedekah.

Menggalang sedekah umat

Pada medio 2013 silam, sosok Yusuf Mansur lekat dengan ustaz yang acapkali melakukan penggalangan dana umat, dengan konsep investasi sekaligus sedekah atau yang dulu dikenal dengan Patungan Usaha.

Namun di tengah jalan, Patungan Usaha itu terbentur beberapa kendala. Sehingga sempat membuat investasi terganggu.

"Setelah ada kesalahan kemarin, saya tebus lah. Salahnya karena ketidaktahuan. Makanya kalau ada kekurangan, saya akan sempurnakan segera," kata Yusuf Mansur saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, 26 Juli 2013.

Baca juga: Siapa Pemberi Utang Terbesar ke Negara Ini?

Ayah dari Wirda Masur ini bercerita, awalnya kegiatan bisnis Patungan Usaha hanya merupakan gerakan sedekah saja. Karena banyak jamaah yang ikut berpartisipasi, sehingga Yusuf Mansur membuat rekening bersama untuk menerima sedekah jamaahnya.

Lantas karena ini bersifat patungan, Yusuf membuat sebuah usaha dan mampu menggunakan uang tersebut untuk mengakuisisi sebuah hotel di kawasan Cengkareng Tangerang. Hotel berkonsep syariah itu belakangan diberi nama Hotel Siti.

Namun karena ketidakjelasan legalitas Patungan usaha, Menteri BUMN Dahlan Iskan kala itu pun meminta Yusuf Mansur menghentikan usahanya tersebut. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menyatakan investasi Yusuf Mansur ini melanggar ketentuan Undang-undang Pasar Modal.

"Memang ini awalnya gerakan, saya tidak ingin melembagakan usahanya. Tapi karena medannya ustaz, saya harus mencontohkan yang baik," tambahnya.

Baca juga: Mengenal Istilah Saham Pompom, Ciri dan Tips Menghindarinya

Saat itu, ia bilang, pihaknya masih memperhitungkan dan menyiapkan mekanisme bisnis yang cocok untuk kegiatan patungan usahanya ke depan, termasuk menyiapkan mekanisme pembuatan perseroan terbatas atau bahkan perusahaan publik non-listed. Cara ini sesuai dengan anjuran OJK yang sempat bertemu beberapa waktu lalu.

"Pokoknya kita sedang menyiapkan semuanya. Pantengin saja Twitter saya untuk info selanjutnya," katanya.

Influencer saham

Istilah Mansurmology tak lagi asing bagi pelaku pasar saham dalam negeri. Istilah ini digunakan untuk menyebut analisis saham yang digunakan oleh Ustad Yusuf Mansur, pendakwah sekaligus pelaku bisnis yang juga memiliki perusahaan aset manajemen PT Paytren Aset Manajemen.

Di dalam wawancaranya dengan Bloomberg, Yusuf Mansur mengatakan, ia hanya mencoba untuk membantu masyarakat awam untuk menjadi investor.

"Saya hanya ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi investor dan menggunakan kesempatan yang ada dengan baik," ujar dia.

Baca juga: Siapa yang Akan Membayar Utang dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Ia pun mengatakan tak mendapatkan kompensasi apapun dari perusahaan yang ia sebut dalam beberapa unggahan di akun instagramnya, @yusufmansurnew.

Yusuf Mansur pernah membedah saham PT Berkah beton Sadaya (Tbk) dengan kode emiten BEBS. Perusahaan terrsebut baru mencatatkan sahamnya di awal tahun ini, tepatnya pada awal Mei 2021 lalu.

"Demen lihat pergerakan BEBS hari ini. Transaksi sampai Rp 61 miliar," ujar Yusuf Mansur seperti dikutip Kompas.com dari akun instagram resminya.

"Ilmu-ilmu gini, harus dimiliki sama anak-anak muda Indonesia. Ayo belajar dari mana saja," kata dia.

Ada beberapa saham lain yang cukup aktif dipromosikan pria asli Betawi ini. Ia tercatat mengajak umat untuk membeli saham Garuda Indonesia hingga Bank Muamalat untuk menyelamatkan kedua perusahaan itu.

Baca juga: Tarif Tol Jakarta Bandung 2022 Lengkap Per Gerbang Tolnya

Pada 8 Juli 2021 lalu, ia juga sempat menyebut saham PT Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan kode emiten BRIS. Yusuf Mansur mengatakan, prospek keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia masih sangat cerah.

"BRIS masih akan bertambah gede... BSI... Sebab info-infonya mau digabung-gabungin dengan BPD-BPD, investor... harus ikut di perjalanan sejarah ini... Tapi kalau bisa, pegangin dah sahamnya," ujar Yusuf Mansur.

Sebagai seorang pendakwah, tentu Yusuf Mansur memiliki pengaruh yang cukup kuat. Di tambah lagi, ia memiliki 2,9 juta pengikut di akun instagramnya.

Bahkan Bloomberg menyebut, cakupan pengaruh Yusuf Mansur terhadap pasar saham di Indonesia mengingatkan pada pendiri Tesla Elon Musk, serta pengusaha Mark Cuban yang beberapa waktu terakhir berpengaruh cukup besar terhadap pergerakan pasar aset kripto.

Baca juga: Pendaftaran STAN 2022: Cara Daftar, Syarat, Link, dan Alur Seleksinya

Pompom saham

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu pun angkat bicara mengenai fenomena para influencer saham atau orang-orang yang memiliki pengaruh di media sosial yang melakukan pembahasan investasi di pasar saham.

Sebab, tak hanya Yusuf Mansur, sejak tahun lalu, beberapa tokoh mulai dari Raffi Ahmad, Ari Lasso, hingga anak presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep memamerkan saham yang mereka miliki melalui sosial media.

"Teman-teman investor, apalagi yang baru-baru termasuk teman kita influencer ini rupaya terbawa suasana euforia kegembiraan, jadinya pada pamer dan sebagain sudah mulai mengarah ke pompom saham,” kata Hasan dalam live Instagram IDX Channel.

Pompom saham merupakan sebuah upaya menghasut orang lain agar membeli suatu saham dengan memberikan image bagus untuk perusahaan dengan kode emiten yang disebutkan.

Baca juga: Apa Itu Riba: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Hukumnya dalam Islam

Saham pompom tidak beda dengan saham gorengan, yakni saham lapis tiga yang mana harganya berpeluang naik dengan cepat oleh seorang investor dengan modal besar.

“Ada yang mulai ngajak-ngajak untuk ikutan beli, dan secara umum sih kalau sekedar untuk mengajak dan menyadarkan teman, masyarakat dan followers untuk berinvestasi di pasar modal ya bagus. Tapi kalau mengajak dan merekomendasikan saham tertentu apalagi dengan menyebut kode saham dan target harga berikutnya tanpa didasari oleh analisis (yang memumpuni) tentu ini enggak benar,” jelas Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com