Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GoTo Melantai di BEI Hari Ini, Simak 5 Hal yang Perlu Dicermati

Kompas.com - 11/04/2022, 07:08 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Menurut Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat, pada dasarnya IPO GoTo dan Bukalapak tidak berbeda jauh. Kedua perusahaan teknologi besar ini, jika merujuk dari laporan keuangan, sama-sama masih mengalami kerugian.

“Terkait IPO GoTo, memang orang sudah pasti akan membandingkannya dengan IPO BUKA, yang kita tau harganya sudah sudah turun sangat signifikan. Kalau ada orang beli IPO BUKA, mungkin sekarang dia menemukan kerugian yang tidak kecil,” kata Teguh saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (15/3/2022).

Teguh mengatakan, jika dilihat dari harga sahamnya, memang IPO GoTo lebih murah daripada IPO BUKA, yakni Rp 316 per saham sampai dengan Rp 346 per saham. Namun, jika dilihat dari sisi kapitalisasi pasar atau market cap, maka IPO GoTo lima kali lebih besar daripada IPO BUKA.

“Dari sisi market cap perusahaannya, waktu IPO BUKA itu nilai seluruh sahamnya berdasarkan harga IPO yang dikalikan dengan jumlah saham beredar adalah Rp 88 triliun. Sementara IPO GoTo, market cap-nya mencapai lebih dari Rp 400 triliun, sehingga valuasi GoTo lebih tinggi daripada BUKA,” tambah dia.

Menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang cukup besar juga menjadi daya tarik.

Namun, kondisi perusahaan yang masih merugi tentunya dikembalikan lagi kepada investor, jika menurut investor GoTo adalah perusahaan bagus yang mampu menciptakan ekosistem dan memberi dampak, tentunya membeli adalah pilihan.

“Masalahnya perusahaannya masih rugi, itu semua kembali lagi terhadap ekspektasi dan persepsi pelaku pasar. Kalau investor menilai GoTo bisa menciptakan ekosistem dan memberi dampak positif, dia tidak peduli dengan kondisi rugi, ya beli adalah pilihan,” tegas Maximilianus.

3. Ramai peminat

IPO GOTO juga mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 15,7 kali. Padahal, jumlah saham perdana yang akan dilepas hanya 3,43 persen dari seluruh saham yang ada. Berdasarkan catatan Indo Premier Sekuritas, salah satu underwriter IPO GoTo, jumlah investor yang berpartisipasi mencetak rekor yakni lebih 299.000 single investor identification (SID), dengan sebagian besar adalah investor ritel.

Sebagai pembanding, saat IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), jumlah pemesanan saham mencapai 100.000 SID, dengan kelebihan permintaan hingga 8,7 kali. SID adalah nomor identitas tunggal yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kepada investor. Seorang investor hanya memiliki satu nomor SID dan menandakan pemiliknya telah terdaftar secara resmi sebagai investor di pasar modal.

"Minat tinggi pasar membuat pesanan saham GoTo mengalami kelebihan permintaan hingga 15,7x. Ini sebuah momen bersejarah, serta menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG yang beberapa kali sudah mencetak all time high. Pencapaian ini menunjukkan ketertarikan luar biasa publik terhadap bisnis model dan prospek masa depan GoTo. Rekor baru berhasil tercipta," kata CEO Indo Premier Sekuritas Moleonoto The dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu (9/4/2022).

Baca juga: Sederet Nama Besar di Balik IPO GoTo, dari SoftBank hingga Alibaba

4. Nama besar dibalik IPO GOTO

Mengutip prospektus GoTo, beberapa investor yang memegang andil dalam pendanaan awal antara lain Sequoia Capital India, Pacificse Enterprise, NTH Gemma Inc juga terafiliasi dengan Northstar, Zander Universal, dan NSI Moto Holdings. Lewat pencanaan tersebut, GoTo mampu mengembangkan bisnis baik di tanah air maupun di luar negeri.

Namun tidak hanya itu saja, ada sederet nama besar lain yang ikut berkontribusi mulai Google, JD.com, PayPal, Temasek, Tencent, SoftBank, VISA, Astra Internasional, Telkomsel, Capital Group, KKR, Warburg Pincus, BlackRock, Pacific Century Group, Facebook, Provident, hingga Alibaba Group.

Maximilianus mengatakan, dalam IPO saham GoTo, ada ekspetasi dan harapan bahwa harga GoTo akan mengalami kenaikan. Hal ini tentu didorong oleh sentimen bisnis GoTo yang saat ini memberi dampak bagi masyarakat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com