Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Smelter Nikel di Kolaka, CNI Grup Dapat Fasilitas Pembiayaan Rp 3,98 Triliun dari Perbankan

Kompas.com - 11/04/2022, 16:50 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan pabrik pengolahan (smelter) nikel yang dibangun oleh PT Ceria Nugraha Indotama Group (CNI Group), melalui anak usahanya PT Ceria Metalindo Prima (CMP) mendapat dukungan dari pemerintah dan perbankan.

Dukungan pemerintah dan perbankan tersebut diwujudkan melalui pemberian fasilitas pembiayaan term Ioan senilai 277,6 juta dollar AS atau setara Rp 3,98 triliun untuk pembangunan Line I fasilitas pengolahan Bijih Nikel Laterit Rectangular Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) 1 x 72 MVA di Blok Lapao-pao, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Pembiayaan ini dikucurkan oleh sindikasi perbankan yang terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, (BJB) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar).

Baca juga: Bangun Smelter Nikel Pertama di Kalimantan, Haji Isam Siapkan Rp 6,3 Triliun

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Arifin Tasrif mengatakan, sesuai amanah Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba), pemerintah berkomitmen untuk mendorong dan mempercepat hilirisasi industri nikel di Indonesia agar menghasilkan nilai tambah, salah satunya melalui pembangunan smelter.

"Selama ini kita selalu kehilangan kesempatan untuk memperoleh nilai tambah dari pengelolaan nikel kita. Ada banyak kendala yang kita hadapi dalam mempercepat hilirisasi, mulai dari teknologi yang masih terbatas dan pendanaan yang tidak tersedia, sehingga kita menjual bahan mentah. Namun dengan implementasi UU Minerba, hilirisasi ini telah memberikan perubahan, dimana nilai tambah dari ekspor nikel sudah mencapai 20 miliar dollar AS, jauh berbeda jika dibandingkan dengan ekspor material mentah," ujar Arifin dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).

Menurut Arifin, komoditas nikel memberikan prospek besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain untuk dikonsumsi di dalam negeri, produk nikel juga sangat penting untuk industri baja.

Di lain pihak, komoditi nikel juga sangat penting dalam mempercepat transisi energi, utamanya dalam mendukung industri baterai dan kendaraan listrik.

"Ini tentu menjadi nilai strategis bagi Indonesia. Karena itu saya meminta CNI Group untuk mengembangkan hilirisasisi berbagai produk lain secara global," kata dia.

Arifin menjelaskan, dukungan pendanaan oleh perbankan terhadap proyek smelter CNI Group ini menjadi salah satu inisiatif Kementerian ESDM selama ini untuk membantu proyek-proyek smelter di Indonesia yang mengalami kendala.

Berdasarkan catatan Arifin, jumlah proyek yang menunjukkan kemajuan kurang menggembirakan sempat mencapai 57 proyek pada beberapa waktu lalu.

Baca juga: Demi Mobil Listrik, Luhut Resmikan Smelter Nikel Senilai Rp 14 Triliun di Pulau Obi

"Namun melalui inisiatif yang dilakukan Kementerian ESDM, jumlah proyek smelter yang mandek kini telah berkurang dari semula 57 smelter menjadi 12 smelter yang terdiri dari 8 smelter nikel, 3 smelter bauksit dan 1 smelter mangan," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi mengatakan, pihaknya bangga dapat mendukung pembiayaan pembangunan Line I smelter Nikel Laterit Rectangular Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) milik PT Ceria Metalindo Prima ini.

"Kita patut berbangga, saat ini Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia. Karena itu, kami mengapresiasi atas kerjasama bank bindikasi dengan pihak Ceria Metalindo Prima dan semoga ini berjalan baik dan dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, memberikan nilai tambah bagi industri di dalam negeri, serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Utama CNI Group Derian Sakmiwata menuturkan, dukungan pendanaan ini menjadi sejarah bagi Indonesia, dimana CNI Group yang merupakan Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk pertama kalinya mendapat dukungan pendanaan dari perbankan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Ini tentu menjadi milestone bagi CNI Group. Ini pertama kali dalam pembiayaan smelter di Indonesia melalui skema transaksi Project Finance bank nasional. Ini membuktikan bahwa industri anak bangsa bisa bangkit dengan dukungan pendanaan dari BUMN dan BUMD," ungkap Derian.

Dengan dukungan pembiayaan sindikasi senilai 277,6 juta dollar AS ini kata Derian, memberikan kepastian pencapaian target operasi tahap pertama smelter Bijih Nikel Laterit Rectangular Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) CMP dengan kapasitas 63,000 ton Ferronickel dengan kandungan nikel 22 persen atau setara dengan 13,900 ton Nickel per tahun dengan total nilai proyek Line I senilai 347 juta dollar AS.

Dalam mengembangkan smelter nikel, saat ini CNI Group menggunakan 2 teknologi, yaitu teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas 4x72 MVA, terdiri dari 4 Iajur produksi untuk mengolah bijih Nikel Saprolite dan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk mengolah bijih Nikel Limonite (Bijih Nikel kadar lebih rendah).

Rencana ini belum termasuk peluang pengembangan ke depan, mengingat CNI Group memiliki potensi deposit Nickel Laterite lebih dari 500 juta ton berdasarkan survey Geofisika dengan teknologi Geo-Penetrating Radar (GPR).

"Total nilai investasi smelter keseluruhan diperkirakan mencapai 2,312 juta dollar AS yang akan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu, 3 tahap pengembangan smelter Laterit Rectangular RKEF terdiri dari Tahap 1 (1x72 MVA) senilai 347 juta dollar AS, Tahap 2 (1x72MVA) senilai 250 juta dollar AS, Tahap 3 (2x72 MVA) senilai 515 juta dollar AS, dan Pembangunan Pabrik HPAL senilai 1,200 juta dollar AS," jelasnya.

Baca juga: Smelter Nikel di Kolaka Ditargetkan Beroperasi pada 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com